kupasbengkulu.com- Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin, mengatakan sisa debu komet melintas pada saat langit terang. Artinya, masyarakat Indonesia sulit melihat pemandangan di langit malam nanti, seperti apa yang diungkapkan Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, menyebutkan akan ada hujan meteor yang bakal melintasi langit di berbagai belahan dunia.
“Di Indonesia meteor itu akan terlintas pada 24 Mei sekitar pukul 13.00-15.00 WIB. Karena melintas di siang hari maka tak akan terlihat jelas. Keindahan meteor baru bisa dilihat pada kondisi langit malam,” terang Thomas seperti dilansir VIVAnews.
Wilayah terbaik untuk dapat menyaksikan hujan itu adalah pada malam hari dan ketika berada di kawasan Amerika Utara dengan perkiraan waktu Jumat malam atau Sabtu pagi.
Debu sisa komet itu, kata Thomas, belum pasti akan menghasilkan hujan meteor. Bahkan jika debu yang melintas ke Bumi dalam jumlah banyak, berpotensi menjadi badai meteor.
“Kalau hujan meteor itu sifatnya hanya perkiraan. Kami belum tahu nantinya bagaimana. Belum diketahui debu yang jatuh banyak atau tidak,” imbuh pria lulusan Department of Astronomy, Kyoto University, Jepang itu.
Dijelaskannya, debu jatuh disebut badai meteor jika bumi terdeteksi mendapat hujaman 1.000 meteor per jam. Sedangkan hujan meteor terjadi jika jumlah meteor yang jatuh hanya sekitar 100 meteor per jam.
Mengenai profil Komet 209P/LINEAR, Thomas mengatakan komet baru terdeteksi pada 2012 lalu dan terdeteksi melintasi Bumi pada awal bulan ini.
“Orbit komet ini memotong orbit Bumi,” ujarnya.
Ditambahkannya, Lapan akan merekam kedatangan debu sisa komet itu melalui radar meteor yang berada di Kota Tabang, Bukit Tinggi, Sumatera Barat dan Biak, Papua.(**)
sumber : vivanews