Bengkulu, kupasbengkulu.com – Terkait dengan adanya pemberitaan yang beredar mengenai Dream For Freedom (D4F) dan adanya sejumlah pihak yang berencana untuk membuat laporan kepada pihak yang berwajib, karena merasa dirugikan oleh sistem D4F mendapat perhatian serius dari perkumpulan Nasional Ekonomi Sosial Indonesia (NESIA).
Disampaikan ketua perkumpulan Nesia Fili Mutaqien melalui Humas DPP Nesia Jonathan Tarigan saat jumpa pers di hotel santika, Rabu (24/02/2015) mengatakan, sampai dengan saat ini Nesia masih tetap eksis. Oleh karena itu, dia membantah isu yang beredar yang mengatakan bahawa sistem dan website D4F tutup karena gulung tikar.
“Menanggapi banyaknya berita yang berkembang, bahawa ada laporan yang dibuat oleh beberapa pihak merasa dirugikan oleh Nesia, sampai saat ini, saya belum menerima laporan mengenai kerugian tersebut,”ungkapnya.
Dengan adanya pernyataan resmi ini, Lanjut Tarigan, seluruh partisipan untuk merapat kembali, karena sistem D4F sudah aktif dan normal seperti biasa pada tanggal 22 Februari. Dan para anggota serta partisipan diharapkan dapat tenang, bersabar dan jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu negatif yang beredar mengenai sistem D4F.
Tarigan menjelaskan, bahwa beberapa waktu lalu D4F sedang mengalami perubahan sistem dan web sempat terhenti sebentar.
Disisi lain banyak pihak yang beranggapan bahwa D4F ini adalah ‘money game’ atau sering juga disebut ‘Multi level marketing’, namun kenyataannya D4F tidak mengumpulkan uang anggotanya.
Bahkan D4F ini bertujuan untuk mensejaterahkan anggota dengan cara mengembangkan bisnis komunitas secara bersama-sama dan bisa dijadikan sebuah usaha konvensional bagi para anggota melalui sistem aplikasi unit bisnis NESIA contohnya penjualan tiket pesawat, penjualan pulsa, penjualan vovher hotel, dan sebagianya. Yang tujuannya menciptakan entrepeuner-entrepeuner muda di Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu. Selain itu juga, dengan bergabungnya di komunitas NESIA anggotanya di permudah untuk menjalankan unit bisnis tersebut.
“Contohnya untuk menjadi keagenan tour and travel kita harus deposit puluhan bahkan ratusan juta, tetapi disini cukup bergabung dengan nominal relative kecil kita sudah bisa mendapatkan keagenan untuk penjualan tiket dan sebagainya yang dinamakan LOKETNESIA, dan masih banyak unit bisnis yang akan hadir untuk mensejahterakan anggota itu sendiri”,ungkapnya.
“Untuk itu kami disini memberikan pemahaman tentang sistem NESIA, bagaiamana cara kerjanya. Memang program yang kami terapkan saat ini belum berjalan karena masih banyak anggota atau partisipan yang sifatnya pasif. Padahal visi dan misi NESIA adalah membangkitkan perekonomian Indonesia secara gotong royong,” jelasnya.
Perlu diketahui bahawa D4F adalah sebuah nama dari sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis gotong royong. Sementara itu, mengenai perizinan dari NESIA yang masih dianggap kurang jelas oleh banyak pihak, NESIA dapat membuktikan legalitasnya.
“Secara legalitanya dari NESIA terdaftar di KEMENKUMHAM No AHU-0014034.AH.01.07 tahun 2015 tanggal 06 November 2015 dan bisa di cek secara online,”ujarnya.
Mengenai perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tarigan mengatakan, OJK memiliki tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa industri keuangan di sektor pebankan, pasar modal, asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Sedangkan NESIA tidak melakukan salah satu dari kegiatan jasa keuangan tersebut.
Ridho Apriansyah