kupasbengkulu.com – Isu mengenai rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memicu kepanikan konsumen, yang berdampak pada peningkatan jumlah pembelian. Seperti yang dijelaskan oleh Kepala SPBU Corporate Owned Corporate Operated (COCO) Rawa Makmur, Junaidi Hermanto.
Menurutnya, peningkatan pembelian terjadi sejak awal Agustus ketika dikeluarkannya kebijakan pembatasan jam penjualan solar. Namun sejak beberapa hari terakhir pembelian terus meningkat, konsumen melakukan pengisian tanki BBM hingga penuh. Dijelaskan Junaidi, meski jumlah pembelian bertambah namun jumlah unit kendaraan yang melakukan pengisian ke SPBU Rawa Makmur tidak meningkat signifikan.
“Karena panik harga bbm bersubsidi, masyarakat berbondong-bondong beli hingga full tank. Pembelinya yang itu-itu saja tidak banyak terjadi penambahan jumlah konsumen, hanya pembelian mereka saja yang meningkat dari hari biasanya,” jelas Junaidi, Senin (25/8/2019).
Sementara, banyaknya truk yang antre untuk pengisian solar membuat SPBU penuh sesak. Truk mulai memadati SPBU sekitar jam 09.00 WIB. Padatnya antrean dikarenakan sebagian besar pengemudi truk melakukan pengisian solar hingga full tank.
Junaidi memaparkan, umumnya takaran tanki truk angkutan itu sekitar 60 liter. Sedangkan truk yang melakukan pengisian solar lebih dari 400 truk. Jumlah itu belum termasuk jenis mobil angkutan lainnya, seperti pick-up, angkutan ekspedisi, bus dan mobil travel. Karenanya, solar di SPBU tersebut cepat habis hingga sempat mengalami kekosongan karena jatah solar dari Pertamina perharinya hanya 16 Kilo Liter.
“Padatnya antrean sempat membuat kami kekosongan solar, sedangkan jatah solar untuk kami rata-rata 16 ton sehari. Antrean ini berlangsung paling lama sekitar 2 jam, setelah itu solar habis yang tidak kebagian solar ya terpaksa pulang,” demikian Junaidi. (beb)