Jumat, April 26, 2024

Di Balik Penjajahan, Inggris Punya Pengaruh Bagi Kemajuan Kota Bengkulu

Sejarawan dan Budayawan Bengkulu, Agus Setiyanto.
Sejarawan dan Budayawan Bengkulu, Agus Setiyanto.

kupasbengkulu.com – Sejak dahulu Inggris sudah dikenal sebagai penjajah kejam yang singgah hampir ke seluruh wilayah di Indonesia. Namun dibalik kolonialisme yang dilakukan Inggris, ada nilai positif yang ditorehkannya, karena konon kedatangan Inggris ke Bengkulu juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan Kota Bengkulu. (baca juga: Tanggal Ulang Tahun HUT Kota Bengkulu Salah?)

Sejarawan dan Budayawan Bengkulu, Agus Setiyanto, mengungkapkan Bengkulu mulai menunjukkan kemajuan setelah kedatangan bangsa asing, khususnya Inggris. Inggris masuk ke Bengkulu sekitar tahun 1685-1825. Kedatangan Inggris ke Bengkulu saat itu adalah atas dasar kepentingan ekonomi, yang mana di Eropa rempah-rempah menjadi komoditi unggulan dan bernilai ekonomi tinggi, dan Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil rempah terbesar di zamannya.

“Sebelum menjalin hubungan dengan Inggris, Bengkulu terlebih dahulu menjalin kedekatan dengan Banten. Banten merupakan bandar rempah-rempah di Indonesia, dan masyarakat Bengkulu kerap mengirimkan hasil rempah-rempah ke sana. Banyak bangsa asing mengincar Indonesia saat itu. Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu Inggris mencari penghasil rempah-rempah sendiri selain Banten, dan memutuskan datang ke Bengkulu,” ungkap Agus.

Inilah titik awal perkembangan Bengkulu menjadi daerah yang semakin maju dan dikenal. Kedatangan Inggris membuat Bengkulu semakin ramai, terlebih setelah dibangunnya Fort Malborough yang berada tak jauh dari pantai Tapak Paderi. Bengkulu menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi. Pusat Kota Bengkulu waktu itu pun berada di sekitar Fort Malborough.

“Sejak kedatangan Inggris ke Bengkulu, mulailah dibangun jalan-jalan besar untuk memperlancar transportasi. Lama-kelamaan Bengkulu juga dipenuhi dengan para pendatang yang berasal dari Cina, Bugis, Madura, Melayu, dan lain-lain. Salah satu ciri daerah yang semakin maju adalah dengan dimulainya heterogenitas (majemuk/ beragam) penduduknya,” katanya.

Lama Inggris di Bengkulu, selain sebagai pusat pemerintahan, Bengkulu juga akhirnya menjadi pusat pemberontakan terhadap kolonial. Terbunuhnya Tomas Parr menjadi bukti pemberontakan dan keberanian masyarakat Bengkulu dalam memberantas kolonialisasi di Bengkulu.

Kepergian Inggris dari Kota Bengkulu pun masih menyisakan bekas. Simpang Lima dahulunya merupakan sebuah tempat yang disebut Kampung Pramu’an (Dari kata Ta’amu/ tempat berkelahi), masih termasuk dalam daerah Penurunan, menjadi tempat berkumpul dan melakukan transaksi jual beli (pasar).

“Pada zaman kepemimpinan Gubernur Soeprapto di Bengkulu, Kampung Pramu’an ini kemudian lebih dikenal dengan perkampungan atau pasar Soeprapto. Dan pada era kepemimpinan Walikota Chalik Effendi dibangunlah Tugu Kuda yang menjadi ikon Kota Bengkulu, yang merupakan lambang dari percepatan,” pungkasnya.(val)

Related

Lawan Serius Petahana, Teddy Rahman Lengkapi Persyaratan Balon Bupati Seluma

Lawan Serius Petahana, Teddy Rahman Lengkapi Persyaratan Balon Bupati...

Indeks Demokrasi Indonesia di Bengkulu Tahun 2022 pada Angka 73,23

Indeks Demokrasi Indonesia di Bengkulu Tahun 2022 pada Angka...

Kunjungan Kapolres Mukomuko ke Polsek Penarik Pastikan Situasi Kamtibmas

Kunjungan Kapolres Mukomuko ke Polsek Penarik Pastikan Situasi Kamtibmas ...

Jaksa Usut Keterlibatan TAPD di Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Stunting

Jaksa Usut Keterlibatan TAPD di Kasus Dugaan Penyelewengan Dana...

View Tower Lapangan Merdeka Bakal Dirobohkan

View Tower Lapangan Merdeka Bakal Dirobohkan ...