Jumat, April 26, 2024

Kapan Musim Hujan Datang?

Sabar Ardiansyah
Sabar Ardiansyah

Oleh : Sabar Ardiansyah, SST
Staff Fungsional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
e-mail : [email protected]

Hingga kini kabut asap masih melanda beberapa wilayah di Sumatera dan kalimantan. Wajar jika banyak masyarakat sangat berharap musim hujan segera tiba. “Kapan musim hujan datang?” pertanyaan ini sering kali dilontarkan masyarakat saat ini.

Secara klimatologis, Indonesia memiliki 407 pola iklim, 342 diantaranya merupakan Zona Musim (ZOM) dimana terdapat perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau, sedangkan 65 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki 2 kali puncak hujan dalam setahun atau daerah dimana sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah.

Itulah sebabnya pertanyaan yang sering dilontarkan masyaraat saat ini tidak bisa dijawab sekaligus, mengingat tiap-tiap wilayah memiliki waktu datangnya musim hujan atau kemarau yang berbeda-beda. Keberagaman kondisi iklim ini pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, El Nino dan La Nina, Dipole Mode, Sirkulasi Monsun Asia-Autralia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis, serta Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia.

Selain itu, kondisi topografi wilayah Indonesia yang memiliki daerah pegunungan, daerah berlembah, serta banyak pantai, merupakan topografi lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di Indonesia.

Prakiraan Musim Hujan Provinsi Bengkulu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Kliamtologi Pulau Baai Bengkulu telah merilis prakiraan musim hujan di wilayah Bengkulu tahun 2015/2016. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan, “awal” musim hujan 2015/2016 pada 54 Zona Musim di Sumatera, sebagian besar diperkirakan pada bulan November 2015. Khususnya wilayah Bengkulu awal musim hujan tiap-tiap daerah cukup bervariasi. Wilayah Kepahiang misalnya, diperkirakan awal musim hujan akan datang pada bulan Oktober dasarian II hingga November dasarian I.

Sedangkan wilayah Mukomuko Selatan bagian timur, Lebong Utara, Bengkulu Utara bagian barat diperkirakan awal musim hujan akan datang pada bulan September dasarian III hingga Oktober daarian II. Artinya wilayah ini diperkirakan akan memasuki awal musim hujan lebih cepat dibandingkan wialayah Kepahiang.

Sedia Payung Sebelum Hujan

Masih hangat dalam ingatan kita, di awal musim hujan tahun lalu (2014) Kabupaten Mukomuko kedatangan “tamu” tahunan, banjir. Akibat dari banjir ini membuat jalan lintas barat Sumatera di Desa Tanjung Alai, Kecamatan Lubuk Pinang terputus. Bagian jalan sepanjang lebih dari 100 meter terendam banjir setinggi 1-1,5 meter. Luapan air masuk ke rumah warga sejak Kamis (13/11) sekitar pukul 23.45 WIB. Tak kurang dari 494 rumah warga terendam banjir setinggi 1-1,5 meter, jembatan belly di Desa Lalang Luas Kecamatan V Koto rusak, tiga unit motor milik warga juga hanyut (Harian Rakyat Bengkulu, 15/11/2014).

Jumat (14/11) banjir terus meluas, alhasil setidaknya 700 rumah warga terendam banjir yang terdapat di 10 desa dari lima kecamatan, yakni Kecamatan Lubuk Pinang, Kota Mukomuko, XIV Koto, Selagan Raya dan Teras Terunjam (www.kupasbengkulu.com, 14/11/2014).

Tentunya kita tidak ingin kejadian serupa terjadi kembali di tahun ini. Langkah antisipatif sebelum memasuki awal musim hujan perlu dirancang oleh semua pihak. Mulai dari pemerintah daerah setempat, perangkat desa serta peran masyarakat sangat diharapkan agar mengambil inisitif sedini mungkin agar kejadian banjir seperti tahun-tahun lalu dapat diminimalisir. Banyak hal yang dapat kita lakukan, seperti pemerintah daerah dan masyarakat harus memperhatikan bangunan pengendali banjir (bendungan/dam atau sumur resapan) serta kondisi sungai.

Kerja bakti di sekitar lingkungan sejak dini merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh. Hal ini dapat dilakukan dihari libur bagi warga yang padat akan aktivitas. Membuang sampah pada tempatnya adalah hal yang mudah dilakukan, namun banyak dilupakan. Ini merupakan bukti masih kurangnya kesadaran kita terhadap lingkungan. Program 3M harus digalakkan lagi, selain bisa mencegah penyakit DBD, program ini juga bisa mencegah genangan atau banjir.

Penulis : Sabar Ardiansyah, SST
Instansi : BMKG-Stasiun Geofisika Kepahiang.

Related

Lawan Serius Petahana, Teddy Rahman Lengkapi Persyaratan Balon Bupati Seluma

Lawan Serius Petahana, Teddy Rahman Lengkapi Persyaratan Balon Bupati...

Indeks Demokrasi Indonesia di Bengkulu Tahun 2022 pada Angka 73,23

Indeks Demokrasi Indonesia di Bengkulu Tahun 2022 pada Angka...

Kunjungan Kapolres Mukomuko ke Polsek Penarik Pastikan Situasi Kamtibmas

Kunjungan Kapolres Mukomuko ke Polsek Penarik Pastikan Situasi Kamtibmas ...

Jaksa Usut Keterlibatan TAPD di Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Stunting

Jaksa Usut Keterlibatan TAPD di Kasus Dugaan Penyelewengan Dana...

View Tower Lapangan Merdeka Bakal Dirobohkan

View Tower Lapangan Merdeka Bakal Dirobohkan ...