Jumat, April 26, 2024

Nasi Jambar Kunyit, Simbol Adat Masyarakat Kota Bengkulu

 

Festival Nasi Jambar peringatan HUT Kota Bengkulu ke-295
Festival Nasi Jambar peringatan HUT Kota Bengkulu ke-295

kupasbengkulu.com – Kemeriahan HUT Kota Bengkulu ke-295 dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan adat dan kesenian, antara lain tarian daerah Bengkulu, seperti Tari Pedang, serta pertunjukkan Barong Landong dan Nasi Jambar Kunyit, di halaman Kantor DPRD Kota Bengkulu, Senin (17/03/2014).

Sebagai salah satu tradisi budaya warisan leluhur, Nasi Jambar Kunyit Khas Bengkulu dilombakan dan dipamerkan dalam upacara adat atau disebut Mufakat Raja Penghulu yang dihadiri seluruh pejabat pemerintahan di Kota Bengkulu. Sayang sekali, tidak banyak masyarakat yang dapat menyaksikan langsung kegiatan ini dikarenakan kondisi lokasi yang tidak memungkinkan untuk menampung ribuan masyarakat Kota Bengkulu.

“Nasi Jambar Kunyit merupakan simbol adat, namun meskipun demikian nasi jambar tetap bisa dinikmati atau disajikan di masayarakat,” beber Drs. H. S. Effendi, MS, Ketua Badan Musyawarah Adat (BMA) Kota Bengkulu.

Disampaikan Effendi, Nasi jambar kunyit diperuntukkan dalam 12 jenis kegiatan, seperti pernikahan, syukuran, duka cita, perdamaian, dan masih banyak lagi. Nasi jambar kunyit memiliki banyak makna, awalnya terbuat dari beras ketan yang masih terberai, kemudian dimasak dan diberi santan sehingga menjadi padat dan menyatu. Simbol ini menggambarkan upaya menyatukan masyarakat Kota Bengkulu yang multikultural menjadi satu-kesatuan yang kokoh.

Selanjutnya ayam di atas nasi jambar kunyit yang dibelah dadanya dan ditelentangkan, tanda bahwa kita bersyukur dan menerima apa adanya. Kepala ayam yang ditundukkan diibaratkan manusia yang dalam menjalani kehidupan ‘semakin tinggi semakin menunduk’, sehingga tak boleh tersimpan keangkuhan dalam diri manusia.

“Sayap ayam yang diikat ke atas seperti orang yang sedang mengangkat kedua tangan menandakan penyerahan diri dan kepasrahan kepada Tuhan. Kedua kaki ayam juga dipotong bagian ujung atau kukunya dan dilipat seperti posisi duduk bersila. Hal itu menandakan masyarakat Bengkulu merupakan masyarakat yang santun dan senang bermusyawarah,” tambah Effendi.

Tak hanya itu, nasi jambar kunyit juga melambangkan kebersihan fisik dan hati. Di bawah nasi kunyit diletakkan delamak (alas) dengan benang emas, kain putih, dan daun pisang. Jika si pembuat telaten, nasi jambar kunyit tersebut tidak akan menyentuh dan mengotori delamak.

Di atas nasi jambar kunyit juga diletakkan daun pisang muda, yang mana asal dan warnanya melambangkan kemakmuran.

Tahun ini merupakan kali ke lima digelarnya Mufakat Raja Penghulu, sehingga diharapkan budaya ini tetap dijaga dan dilaksanakan agar masyarakat mengenal dan menjunjung tinggi adat-istiadatnya.

“Saya mengimbau masyarakat untuk mempergunakan nasi jambar kunyit ke dalam setiap kegiatan. Selama ini yang lebih dikenal adalah nasi tumpeng dan nasi kebuli saja, kita tidak boleh lupa bahwa nasi jambar kunyit ini simbol adat masyarakat Kota Bengkulu,” pungkasnya. (val)

Related

Lawan Serius Petahana, Teddy Rahman Lengkapi Persyaratan Balon Bupati Seluma

Lawan Serius Petahana, Teddy Rahman Lengkapi Persyaratan Balon Bupati...

Indeks Demokrasi Indonesia di Bengkulu Tahun 2022 pada Angka 73,23

Indeks Demokrasi Indonesia di Bengkulu Tahun 2022 pada Angka...

Kunjungan Kapolres Mukomuko ke Polsek Penarik Pastikan Situasi Kamtibmas

Kunjungan Kapolres Mukomuko ke Polsek Penarik Pastikan Situasi Kamtibmas ...

Jaksa Usut Keterlibatan TAPD di Kasus Dugaan Penyelewengan Dana Stunting

Jaksa Usut Keterlibatan TAPD di Kasus Dugaan Penyelewengan Dana...

View Tower Lapangan Merdeka Bakal Dirobohkan

View Tower Lapangan Merdeka Bakal Dirobohkan ...