Gerai penjualan kaos “SLE” di lokasi wisata Pantai Panjang Bengkulu.
kupasbengkulu.com – Saat ini anda tak perlu khawatir lagi kalau saja kaos yang anda kenakan sama dengan orang lain. Karena sudah ada “Distro and Coffe House Republic ‘SLE’, sebuah tempat yang khusus menjual kaos Bengkulu dengan tema yang menarik dan tentunya terbatas.
“Di sini kita membuat desain sendiri dengan konsep semua hal tentang Bengkulu, mulai dari adat-istiadat, sosial-budaya, dan bahasa yang sudah lama tidak terdengar dan terancam punah,” jelas Bagus pemilik Distro and Coffe House Republic ‘SLE’.
Distro Republik ‘SLE’ ini sudah berdiri sejak 28 Oktober 2007 silam. ‘SLE’ sendiri adalah bahasa Bengkulu yang artinya aneh atau berbeda dari biasanya.
Dijelaskan Bagus, dalam satu desain yang dibuat hanya akan dicetak delapan kaos dengan warna dan ukuran yang berbeda, sehingga tidak akan ada kaos yang sama.
Dalam sebulannya, pemuda asal Bengkulu Utara ini mampu menjual 180 lembar kaos. Desain yang diciptakannya pun sudah mencapai 500-an desain. Untuk kaos yang dijual, dibandrol dengan harga 40 ribu hingga 120 ribu rupiah.
“Untuk desain umum seperti ‘I LOVE BENGKULU’ atau bunga Rafflesia harganya Rp 40 ribu. Namun untuk kaos yang didesain khusus, harganya bisa mencapai Rp 120 ribu. Tergantung bahannya juga,” kata Bagus lagi.
Untuk acara Hari Pers Nasional (HPN) 2014 ini, rencananya, Bagus juga akan ikut ambil bagian dengan menciptakan kaos bertemakan HPN.
Jika ingin memesan kaos ini bisa langsung datang ke Jalan Pariwisata, kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu, atau bisa juga menghubungi Bagus di nomor telpon 0813 7785 9000.
“Saya jamin kaos anda tidak akan sama dengan orang lain karena ini Limited Edition. Kalau ingin pesan datang saja ke sini atau hubungi nomor telpon saya”, demikian Bagus.(val)
TKP : Inilah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Pimpinan PT.AMP cabang Bengkulu, Roni yang diduga ditusuk benda tajam oleh Satpam Magang Pengadaian D1 Kecamatan Ketahun, Bengkulu Utara, Sabtu (11/1/2014).
kupasbengkulu.com – Pimpinan PT. Andalan Mitra Prestasi (AMP) Cabang Bengkulu, Roni (31), Sabtu (11/1/2014), sekitar pukul 08.31 WIB menjadi korban dugaan penusukan oleh Satpam Pengadaian Unit D1 Kecamatan Ketahun Bengkulu Utara, Si (31). Kejadian nahas tersebut, di jalan Danau RT 6 RW 2 Kelurahan Jembatan Kecil Kecamatan Singatan Pati Kota Bengkulu. Dugaan penusukan dipicu lantaran, Si ingin mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar). Namun, Si belum melakukan pelunasan pembayaran uang Diksar tersebut sebesar Rp 4 juta.
Akibatnya, korban mengalami luka tusuk dibagian pinggang sebelah kanan dengan beberapa jahitan, luka tusuk di bagian bahu sebelah kanan, luka di tangan kiri dan kanan. Saat ini korban sudah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Kota Bengkulu. Sementara, pelaku telah diamankan di Mapolres Kota Bengkulu.
”Kejadian itu sekitar pukul 08.31 WIB, setahu saya Roni itu bos di Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia ini. Kalau cerita persis dari kejadian itu saya tidak tahu persis, sehingga dia (korban,red) mengalami luka tusuk,” kata Darma (60) warga jalan Danau RT 6 Kelurahan Jembatan Kecil Kota Bengkulu, Sabtu (11/1/2014).
Data terhimpun dilapangan, keseharian Si berprofesi sebagai Satpam di Unit Pengadaian D1 Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara. Namun, status Si masih dalam magang di PT. AMP yang notabenenya telah menjalin kerjasama dengan Pengadaian. Mengingat, ada 18 satpam yang belum mengikuti Diksar, maka dari PT. AMP berniat menggelar Diksar di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kabupaten Rejang Lebong, tanggal 14 Januari mendatang selama 3 minggu.
Dari 18 satpam yang berstatus magang tersebut, ada 2 satpam yang belum melunasi biaya Diksar sebesar Rp 4 juta dengan perusahaan, salah satunya Si. Mengingat dirinya, belum melunasi biaya tersebut, Si pun menyambangi kantor PT. AMP di jalan Danau RT 6 RW 2 Kelurahan Jembatan Kecil Kecamatan Singatan Pati Kota Bengkulu, dengan menggunakan sepeda motornya merek Suzuki warna biru bernopol BD 2707 AM. Kedatangan Si sendiri ingin mempertanyakan, kejelasan atas Diksar tersebut.
Saat tiba di kantor PT.AMP, Si langsung bertemu dengan Roni. Diketahui juga jika, Si mempertanyakan, jika mengikuti Diksar tersebut apakah seluruh satpam yang ikut akan lulus semua atau tidak. Sebab, biaya Diksar tersebut dari kantong pribadi masing-masing.
Tak diketahui secara persis, cek cok pun terjadi didalam kantor PT.AMP. Sehingga perkelahian antara Roni dan Si tak bisa terelakkan. Perkelahian tersebut berawal dari dalam kantor hingga keluar kantor. Melihat kejadian itu, warga sekitar langsung berhamburan keluar melihat kejadian tersebut.
Setelah beberapa menit perkelahian terjadi, Si diduga mengeluarkan benda tajam yang diduga sudah dibawa dari rumahnya di Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Seketika itu, Si langsung mengarahkan benda tajam itu ke bagian tubuh Roni. Sehingga mengenai, bagian punggung, bahu dan tangan kiri dan kanan.
Melihat Roni, sudah tak berdaya dan mengeluarkan banyak darah. Si pun langsung melemparkan benda tajam itu ke arah samping, tepatnya didepan rumah Darma, yang berdampingan dengan kantor PT.AMP. Seketika itu, warga setempat langsung memberikan pertolongan terhadap kroban dengan membawa ke RSUD M Yunus Kota Bengkulu.
Tanpa rasa bersalah juga Si, langsung berjalan ke arah keluar kantor. Beruntung, usai kejadian tersebut, salah seorang anggota Polres Kota Bengkulu melintas di Tempat Kejadian Perkara (Perkara). Si pun langsung diamankan berikut barang buktinya.
Secara terpisah, Satpam yang bertugas di Pengadaian Kampung Kota Bengkulu, Mardian (30) mengatakan, Perusahaan Jasa Kerja Indonesia PT.AMP khusus untuk menampung tenaga kerja satpam. Di perusahaan tersebut, kata dia, ada sekitar 30 satpam. Namun, dari 30 satpam tersebut belasan satpam belum mengikuti Diksar dan masih berstatus magang.
”Kalau saya sudah mengikuti Diksar Satpam itu dan sudah mengantogi Sertifikat. Untuk biaya Diksar memang ditanggung sendiri dengan besaran sekitar Rp 4 juta. Tapi, dari perusahaan tidak bisa menjamin kalau mengikuti Diksar Satpam bakal lulus semua,” terang Mardian, saat menyambangi PT.AMP yang mengaku kenal dengan Si, Sabtu (11/1/2014).
Ia menambahkan, jika belum mengikuti Diksar dan mengantongi sertifikat maka dari perusahaan tidak bisa melanjutkan tenaga kerja untuk magang kembali di Pengadaian yang sudah menjalin kerjasama dengan PT.AMP. Ia menduga, kedatangan Si tersebut ingin mempertanyakan kejelasan atas Diksar tersebut. Apakah setelah Diksar selama 3 minggu itu akan lulus semua atau tidak. Sebab, kata dia, kebanyakan Satpam yang magang membayar biaya Diksar dengan cara meminjam terlebih uang dengan tetangga.
”Setahu saya dari perusahaan tidak ada menjamin kalau mengikuti Diksar itu akan lulus semua. Mungkin yang ditakutkan dia (Si,red) setelah ikut Diksar tidak lulus. Sementara uang Diksar itu masih minjam dengan tetangga. Jujur saja, saya tidak tahu persis apa penyebab kejadian ini. Saya datang ke sini untuk menandatangani kontrak. Saat saya lihat sudah ada darah berceceran di depan kantor,” demikian Mardian.(gie)
KENANG-KENANGAN : Ratusan pelajar se Indonesia mengikuti FOR Indonesia ke 5. Tampak, pelajar tengah mengabadikan momentum saat mengikuti FOR di Jakarta beberapa waktu lalu.
kupasbengkulu.com – Direktur Indonesia Student and Youth Forum (ISYF), Fajar Kurniawan mengatakan, jika tidak ada halangan 13-17 Agustus 2014 Forum Pelajar (FOR) Indonesia ke 6 akan dihelat. FOR tersebut, kata dia, merupakan ajang tahunan yang diperuntukkan kalangan pelajar tingkat SMA, SMK dan MA, sebagai wadah untuk berkreasi dan berinovasi menyampaikan ide dan gagasan pelajar di Indonesia. Untuk itu, terang dia, dari ISYF akan membuka tahap seleksi FOR ke 6 pada minggu kedua bulan Januari.
”Tahun ini ISYF kembali membuka tahapan seleksi FOR Indonesia pada minggu kedua bulan ini (Januari,red). Ini diperuntukkan pelajar tingkat SLTA se Indonesia, termasuk pelajar di Provinsi Bengkulu. Untuk info lebih detail pelajar bisa membuka website http://www.isyf.or.id/, twitter @ISYF_INA, atau facebook ‘Forum Pelajar Indonesia,” kata Fajar, Sabtu (11/1/2014).
Saat ini, lanjut Fajar, sekitar 1.200 pelajar dari 27 provinsi di Indonesia sudah menjadi anggota FOR Indonesia. Bahkan, kata dia, kegiatan ini telah membangun kemitraan strategis, dengan berbagai lembaga pemerintahan, BUMN, swasta, perusahaan, media dan komunitas masyarakat sipil.
”Forum Pelajar Indonesia merupakan media strategis, untuk membangun jaringan diantara pelajar Indonesia,” imbuh Fajar.
secara terpisah, Perwakilan Delegasi Provinsi Bengkulu Yuditha Pratiwi menjelaskan, sebelumnya FOR ke 5 telah sukses dihelat di Jakarta tanggal 18-22 Desember 2013. Dengan diikuti sebanyak 268 pelajar terbaik di Indonesia.
”Kegiatan ini memang sudah berakhir, tapi memberikan kenangan dan pengalaman yang berharga bagi pelajar yang bisa mengikuti kegiatan itu. yang jelas, kegiatan FOR sarat dengan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat bagi pelajar dari berbagai daerah di Indonesia,” jelas Yuditha.
Keikutsertaan pelajar dalam FOR tersebut, lanjut dia, telah mengikuti seleksi ketat dan berhasil menyisihkan lebih dari 2.000 pelajar se Indonesia. Bagi Yuditha, bisa ikut dalam FOR merupakan sebuah kesempatan yang langka.
Sebab, tambah dia, selain bisa bertemu dengan pelajar dari Sabang sampai Merauke, pelajar dapat berinovasi secara kreatif dalam menyampaikan gagasan. Untuk pelajar dari Provinsi Bengkulu, kata dia, mengirimkan 20 delegasi dari berbagai SMU.
”FOR ke 5 lalu ada ratusan pelajar. Dari ratusan itu, Bengkulu mengirim delegasi sebanyak 20 pelajar yang ada di Bengkulu,” demikian Yuditha.(gie)
SAJIAN : Begnilah suasana wisata kuliner malam hari di Kota Bengkulu.
Saat malam menjelang, Kota Bengkulu tampil dalam sosok lain untuk menawarkan serangkaian kehidupan malam yang bergairah. Terdapat rumah toko (ruko) berjejer dengan sinar lampunya yang terang benderang. Kuliner juga menambah semarak kehidupan malam. Terdapat banyak tempat makan yang tetap buka hingga larut malam, yang menawarkan berbagai makanan yang lezat. Apakah Anda mencari makanan kecil saat larut malam atau pun menambahkan kembali energi. Ada banyak yang tersedia untuk membangkitkan selera!. Dengan berbagai tawaran yang begitu banyak, tidur akan menjadi hal terakhir dalam benak. Seperti apa, wisata malam Kota Bengkulu. Berikut laporannya.
kupasbengkulu.com, Kota Bengkulu.
Waktu baru menunjukkan sekitar pukul 20.01 WIB saat itu cuaca cerah, kerlap-kerlip lampu dari kendaraan tampak berpencar dari kaca mobil berbaur menjadi warna-warni di jalanan Jendral Soeprapto, Kota Bengkulu. Dahulu jalan ini dinamakan Pramu’an. Baru disadari saat ini Bengkulu, telah melesat mengejar peradaban dunia menuju Kota Metropolis. Padat kendaraan membuat macet jalan pusat Kota Bengkulu.
Perut tak bisa diajak kompromi, maklum jatah makan malam ini rada sedikit terlambat. Ya, di Masjid Jamik, saat ini terbentang puluhan penjaja makanan. Mulai dari sate, mie, seafood, ayam goreng semua lengkap, Hmmm…
Aroma menyengat, bawang goreng dengan khasnya membawa kami pada Warung itu. Tak ada menu special dalam waru itu, nasi ayam goreng plus sambal cabe merah dan jus buah mangga, lumayan!. Cukup gesit, pramusaji berrambut sebahu dengan paras hitam manis, menyajikan pesanan. Menikmati kuliner, ditepi jalan seolah-olah dicampuri ‘bumbu’ resep makanan debu dan asap kendaraan. Menambah lahap makanan yang dipesan tadi.
”Silahkan dinikmati makanannya, bang,” kata dia dengan nada lembut.
Tak terasa, waktu sudah memasuki pukul 20.31 WIB, pengunjung kawasan kuliner tersebut, semakin ‘menjamur’. Mulai dari kaum bapak-bapak, ibu-ibu, muda-mudi, remaja dan Abg sekalipun. Datang silih berganti, sebuah pemandangan gratis yang tentunya menyegarkan mata. Untuk menghilangkan penat setelah seharian bekerja menghadap layar putih, yang tak pernah lelah di tulis dengan tinta hitam.
Sosok perempuan berwajah putih berparas cantik, dengan rambut lurus terurai tampak turun dari sebuah mobil, cukup mengalihkan perhatian. Dalam benak berpikir, ‘alangkah sempurnanya ciptaan Tuhan,’ Aduh…
Perempuan itu, berpakaian merah muda cocok dengan paras wajah cantiknya. Dipadu dengan celana setengah tiang warna putih. Baru kusadari, sosok perempuan Bengkulu memang luar biasa. Pantas, jika mantan Presiden Soekarno menjatuhkan pilihan sosok Fatmawati, wanita anggun dengan daya tarik tersendiri. Ditambah lagi, wajah keibuan, cerdas. Sebuah kebanggaan bagi wanita Bengkulu.
Sudahlah, kita tinggalkan dahulu, cerita sosok perempuan yang tak begitu menarikperhatian kami. Usai melakukan kewajiban di pemilik kedai makan, kami meluncur menuju kawasan Kampung Cina, tepatnya Pasar Baru Koto.
Pasar Barukoto, sebuah pasar tua di Kota Bengkulu, tampak kumuh memang tak terawat. Dengan corak warna cat sudah pudah dan terlihat rusuh. Disini berjejer penjual kuliner, beruntung kami telah makan. Jika tidak, tentu kawasan ini juga sangat layak dipilih sebagai tempat wisata kuliner.
Dari arah depan berdiri kokoh, sebuah bangunan peninggalan Inggris. Jika dilihat dari udara seperti Kura-kura seakan ingin berjalan ke laut lepas Tapak Paderi. Nama bangunan itu, Benteng Marlbrough, menajubkan!. Benteng ini merupakan benteng pertahanan Inggris semasa itu.
Terbesit sebuah pertanyaan? Ada kepentingan apa Inggris ke Bengkulu zaman itu, dengan berani berani membangun Benteng Pertahanan sebesar itu di Bengkulu? kekayaan apa sesungguhnya dimiliki Bengkulu, entahlah. Seharusnya masyarakat Bengkulu sendiri mengetahui ini. Sebelum melintasi pintu masuk benteng, disebelah kiri kami terdapat pohon rindang, satu pasangan muda-mudi bercengkrama romantis sekali.
Sang perempuan menyandarkan kepala di bahu pria yang ku duga itulah pilihan terbaik perempuan itu. Semoga kebahagian yang mereka dapat bukan kepalsuan dan penderitaan, amin.
Masuk di dalam benteng sebenarnya hanya dapat dikunjungi siang hari. Namun, berkat akses khusus dan sedikit paham akan situasi lokal kami dapat masuk ke kawasan itu. Tak ada kesan angker atau beraroma mistik, menempatkan posisi di sudut bangunan benteng mata lepas memandang Samudra Hindia, diatas langit bertambur bintang, seakan ingin jauh.
Air Laut membiru saat pagi hingga petang hari membentang luas dari ketinggai bangunan benteng. Namun, saat malam hari hanya pijar lampu nelayan yang berkelap-kelip terpancar menyinari air laut. Membuat suasana alam menjadi terpancar sahdu. Ditambah, hembusan angin sepoi-sepoi beraroma khas pantai mengacakkan rambut dan wajah, kala itu.
”Suasana alam di sini menajubkan sekali, seakan-akan kita dibawa ke suatu tempat terindah di dunia,” imbuh pengunjung lain yang sempat terdengar ke telingan kami.
Tak terasa, waktu terus berjalan. arloji menunjukkan angka digital 23.32 WIB. Ada rasa ingin pulang dan berisirahat. Namun, kata hati masih tergoda untuk menyingkap lebih jauh, ada apa lagi di Bengkulu jika malam hari.
”Well, kita menuju pantai panjang,” ajak salah sorang rekan kami.
Melintasi obyek wisata Tapak Paderi, kami menembus malam dengan hempasan angin menuju obyek wisata Pantai Panjang. Suasana sepi, ditambah gemerisik gesekan pohon cemara berbaris di sisi kanan pertanda memasuki wilayah obyek wisata andalan Bengkulu itu.
Perjalanan terhenti. Singgah disalah satu tempat hiburan malam di wilayah itu. Aku baru tersadar, Bengkulu memang layaknya kota lain. Malam seolah tak beristirahat dengan berbagai aktivitasnya.
Tempat hiburan tersebut cukup modern, dari lapangan parkir terdengar dentuman dan hentakan suara musik ‘House’. Mendadak darah dan adrenalin ikut terpancing, sesekali mencoba kehidupan malam tak masalah.
Memasuki ruangan tersebut, ternyata lumayan padat oleh manusia dari beragam jenjang sosial dan usia. Satu sofa berukuran sedang kami tempati, tiga wanita dengan dandanan aduhai mengahampiri. Beberapa minuman dingin, rokok dan makanan kecil kami pesan diiringi alunan musik dengan suara yang bakal memecahkan gendang telinga.
Terlihat, beberapa pasangan tampak asyik ber’goyang’, larut dalam suasana alunan musik ‘DJ’. Sementara disisi lain beberapa wanita bergerombol, dengan pria-pria tak tahu apa yang mereka bicarakan. Hilir mudik seperti gerakan ‘setrika’ wanita di tempat hiburan tersebut menggoda kami. Dalam benak, sepintas sosok wanita itu berharap menyapa dan mengajak mereka bergabung untuk menghabiskan waktu malam itu.
Waktu terus berjalan, suasana pun semakin panas. Suara musik pun tersu bergeming di ruang gelap yang hanya disnari dengan lampu kelap-kelip berwarna-warni. Rekan kami pun akhirnya terbawa suasana, dengan menggerakkan, menggelangkan kepala mengiringi musik tak jauh dari sound system. Jujur, malam itu kami menemukan nuansa berbeda.
Tampak disudut ruang beberapa pria paruh baya terlihat sudah ‘oleng’ mungkin terlalu banyak mengkomsumsi minuman yang ia tenggak. Aku tidak tahu sudah makan kah anak istrinya di rumah? Kala ia mencumbui beberapa wanita malam itu. Ah, dunia memang sudah tua.
Tak lama, hiburan malam pun berakhir. Tak terasa fajar sebentar lagi tiba. Waktu telah menunjukkan sekitar pukul 03.01 WIB. Usai membayar semua keindahan dan kenikmatan yang kami rasa, kami pun beranjak pulang.
Dalam perjalanan pulang tersentak, jika hirukpikuk Kota Bengkulu saat ini tak lagi seperti dahulu. Sebuah kota kecil yang ‘sedikit’ tertinggal. Saat ini sudah menjadi sebuah kota kecil yang mulai berjalan, dengan bangunan pertokoan, kepadatan lalu lintas, tingkat kriminalitas dan hedonis ikut menyertai. Apakah masyarakat Bengkulu mampu melawan zaman atau kah ikut dalam arus tersebut, biarkan waktu menjawabnya.(kps/gie)
Publik mendadak dikejutkan pada Maret 2013, ratusan warga yang bersengketa dengan salah satu perusahaan perkebunan mendadak bringas membakari perkantoran perusahaan tersebut yang terletak di Kabupaten Bengkulu Utara. Sedikitnya Sembilan petani saat itu ditangkap, dengan tuduhan pengerusakan dan provokasi.
Lalu, sekitar Medio September 2013, tidak kurang 170 Hektare (Ha) tanah milik warga di Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma diduga diserobot oleh salah satu perusahaan perkebunan. Taka da tindakan dari masyarakat karena mereka takut terhadap beberapa kelompok besar dibelakang perusahaan itu.
”Tanah transmigrasi kami jatah dari pemerintah ditanami oleh perusahaan sawit,” kata Andi Wijaya, salah seorang warga Desa Rawa Indah, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Jangan lupa, kisruh pertanahan juga terjadi di Kabupaten Kepahiang,ratusan petani di enam desa ‘tak tenang tidur’ akibat perusahaan perkebunan dan dugaan masuknya investasi asing dibidang gas alam karena wilayh itu tersimpan kandungan geothermal.
Lalu dipenghujung 2013 empat masyarakat adat sejak tahun 1.800 menetap di Desa Banding Agung. Sekarang menjadi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ditangkap petugas gabungan, sekitar empat pondok dan rumah yang dituding merambah itu dibakar. Dengan tuduhan melanggar UU Nomor 18 Tahun 2013, Tentang Pencegahan Hutan.
Keempatnya warga tersebut, ditetapkan tersangka. Jika dilihat beberapa tahun ke belakang akan semakin menganga cerita perampasan tanah oleh perusahaan baik perkebunan dan pertambangan di daerah ini.
Masih ingat dengan 18 petani yang ditangkap lalu dijatuhi vonis penjara karena bersengketa dengan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)? Hingga kini titik terang akan keadilan yang diminta oleh ratusan petani di wilayah itu tak kunjung tiba, pemerintah setempat sekali lagi meminta bersabar, padahal persoalan ini telah berlangsung sejak 28 tahun lalu!
Walhi Bengkulu, dalam rilis akhir tahunnya menyebutkan tidak kurang dari 70 kasus sengketa pertanahan antara petani dan perusahaan di Bengkulu.
”Jumlah itu yang kita ketahui sementara diduga masih ada ratusan persoalan lain yang tidak muncul ke permukaan,” kata Direktur Walhi Bengkulu, Benny Ardiansyah.
Pemerintah berwenang dilihat dari beberapa metode menyelesaikan persoalan lebih kepada menenangkan. Sementara persoalan mendasar tidak pernah diusut hingga muncul sebuah kesimpulan bersama yang adil bagi pihak berkonflik. Beberapa petani mengaku kesal terhadap ‘gamangnya’ sikap pemerintah dalam menyelesaikan sengketa pertanahan, pemerintah hanya mengantisipasi kerusuhan saja. Sementara, konflik suatu waktu dapat meledak dengan kuat.
Senada diungkapkan, Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, Deftri Hamdi menyebutkan, ada beberapa persoalan agrarian yang tidak pernah terselesaikan dengan baik, terutama berhubungan dengan masyarakat adat.
Pertama, wilayah adat banyak dicaplok oleh perusahaan khususnya tambang dan perkebunan, banyak wilayah adat yang diambil alih oleh pemerintah lalu dijadikan kawasan hutan. Kedua persoalan ini tidak pernah masyarakat adat diakui secara utuh dalam kehidupan berbangsa.
”Masyarakat adat melihat tanah bukan saja sebagai tempat mencari hidup tetapi keberadaan atau eksistensi,” kata Defri.
Telah banyak petani menjadi korban konflik agrarian dengan vonis penjara, sesungguhnya tidaklah rumit untuk memetakan persoalan ini ketika semua kelompok kepentingan duduk bersama dan memahami alur berfikir secara hukum dan social budaya masyarakat. Sayangnya, kegiatan ini terlalu dianggap serius dan melelahkan. Sehingga, penegakkan hukum secara cepat lebih menjadi pilihan tepat.
Tidaklah sulit jika pemimpin Bengkulu bersedia datang menemui petani itu, berdiskusi bersedia untuk mendengar dengan durasi waktu panjang, mencatat, mendokumentasikan, lalu dibawa ke kantor untuk dibahas secara serius menjadi keputusan bersama. Keadilan terhadap petani tetap menjadi utama, karena pilar perekonomian bangsa ini ditopang oleh makmurnya kehidupan petani.(***)
TAK PENUHI KUORUM : Rapat paripurna DPRD Jumat (10/1/2014) batal, pasalnya tidak memenuhi kuorum atau setara dengan 1/2 dari jumlah anggota tidak hadir.
kupasbengkulu.com – Paripurna perdana DPRD Provinsi Bengkulu di awal tahun 2014, Jumat (10/1/2014), Sekitar pukul 09.31 WIB. Dengan anggota laporan Badan Musyawarah (Banmus), agenda penetapan jadwal masa persidangan I dan pembacaan Raperda inisiatif yang belum tuntas tahun 2013, batal.
Pasalnya, jumlah anggota DPRD provinsi Bengkulu yang menghadiri paripurna tidak memenuhi kuorum. Kondisi ini ditandai dengan kedatangan anggota DPRD sebanyak 15 orang dari 44 anggota DPRD. Artinya, tidak memenuhi kuorum atau 1/2 dari jumlah anggota tidak hadir.
Batalnya, paripurna tersebut anggota DPRD menuding Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd yang tidak hadir. Selain itu, kedatangan gubernur pada paripurna tersebut tidak tepat waktu. Kesal, anggota DPRD keluar dari ruang paripurna sebanyak 10 anggota dan menyisakan sekitar 5 anggota lagi.
Akibatnya, sekitar pukul 10.01 WIB, Pimpinan Paripuna Wakil Ketua I DPRD, Ahmad Zarkasi, SP memutuskan, untuk membubarkan paripurna perdana, karena memang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
”Anggota dewan yang hadir tidak memenuhi kuota. Maka paripurna pertama tahun 2014 ditunda hingga minggu depan,” kata Waka I DPRD Provinsi Bengkulu, Ahmad Zarkasih, SP, Jumat (10/1/2014).
Secara terpisah, dikonfirmasi, Sekretaris DPRD Provinsi Bengkulu, Syofwin Saiful, SH membenarkan, batalnya paripurna perdana tersebut.
”Persoalannya karena jumlah anggota tidak kuorum. Sebab beberapa anggota tidak bisa hadir,” pungkas Syofwin.(gie)
kupasbengkulu.com – Sebanyak 40 stand media dipersiapkan untuk memeriahkan ajang pameran Hari Pers Nasional (HPN) di Sport Center obyek wisata Pantai Panjang Bengkulu, tanggal 6-10 Februari 2014.
“Panitia mempersiapkan 40 stand media untuk memeriahkan pelaksanaan HPN 2014,” kata Ketua Bidang Pameran Panitia HPN 2014, Adhy Tristanto, Jumat (10/1/2014).
Ia menjelaskan, delapan stand sudah dipesan dua media televisi nasional dari Jakarta.
“Panitia memperkirakan media lokal di Bengkulu yang akan menempati lokasi pameran tidak akan lebih dari 20 stand yang terdiri dari media online, elektronik dan cetak,” jelas Adhy.
Media yang menempati lokasi stand, lanjut Adhy, akan dilakukan seleksi terlebih dahulu, sehingga yang lolos benar-benar berkualitas.
“Materi pameran harus mampu menciptakan suasana interaksi antar media dengan pengunjung sehingga mampu membentuk citra positif masyarakat pers Indonesia,” demikian Adhy Trisnanto.(adi)
kupasbengkulu.com – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Bengkulu, Drs. H. Mukhlisuddin, SH mengklaim, jika stok buku nikah di Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) masih cukup. Mukhlisuddin mengatakan, buku nikah saat ini yang ada sekitar 400 lembar. Jumlah tersebut, diprediksi bisa memenuhi kebutuhan warga Kota Bengkulu yang ingin menikah 2 bulan kedepan.
”Jangan takut masalah buku nikah. Disini (Kankemenag,red) stok masih ada sekitar 400 lemabr buku nikah. Saya rasa ini cukup hingga 2 bulan kedepan,” kata Mukhlisuddin yang akrab disapa Mukhlis, Jumat (10/1/2014).
400 lembar buku nikah itu, lanjut Mukhlis, merupakan stok dari tahun 2013 lalu. Meskipun demikian, dirinya memperkirakan buku nikah akan kembali dikirim Pemerintah Pusat, akhir bulan Februari atau awal Maret 2014 sekitar 3.600 lembar.
Menurut Mukhlis, masyarakat Kota Bengkulu tidak perlu khawatir akan isu di beberapa daerah yang belakangan sering kekurangan stok buku nikah karena sejauh ini kasus serupa belum pernah terjadi di Kota Bengkulu.
”Kita sudah koordinasikan dengan KUA di 8 kecamatan dalam Kota Bengkulu. Masih cukup jika ada warga yang ingin melangsungkan pernikahan. Kalau pun hal itu sampai terjadi kita akan buatkan surat keterangan pernikahan,” demikian Mukhlis.(val)
kupasbengkulu.com – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Bengkulu, Drs. H. Mukhlisuddin, SH, MA melalui Kasi Bimas Islam Drs. Mahasurman, M.Hi mengatakan, angka pernikahan di Kota Bengkulu mengalami peningkatan. Hal ini ditandai, dari 8 Kantor Urusan Agama (KUA) di 8 kecamatan tercatat sebanyak 271 pasangan melangsungkan pernikahan. Angka pernikahan tersebut meningkat sebanyak 66 pasangan, dari bulan November yang hanya melangsungkan pernikahan 205 pasang.
”Kalau bulan Desember yang melangsungkan pernikahan di 8 kecamatan ada 271 pasang. Angka ini naik dari bulan sebelumnya. Kita tidak tahu apa penyebab naiknya angka pernikahan ini. Apakah ada hubunganya dengan musim hujan? saya juga tidak tahu pasti. yang jelas, angka pernikahan meningkat,” kata Mahasurman, Jumat (10/1/2014).
Ia menambahkan, angka pernikahan sepanjang tahun 2013, dari bulan Januari hingga Desember rata-rata sebanyak 200 pasang hingga 300 pasang yang melangsungkan pernikahan di 8 kecamatan dalam Kota Bengkulu. Selain itu, lanjut dia, di tahun 2013 Kecamatan Gading Cempaka paling banyak melangsungkan pernikahan, angka tersebut tembus sebanyak 648 pasang.
Untuk Kecamatan Selebar, terang dia, ada 551 pasang melangsungkan pernikahan, Ratu Agung sebanyak 399 pasang, Kampung Melayu 283, Muara Bangkahulu sebanyak 268 pasang, Teluk Segara 258, Sungai Serut 210 dan Ratu Samban sebanyak 191 pasang. Dengan total secara keseluruhan pasangan menikah di tahun 2013 sebanyak 2.808 pasang.
”di tahun 2013 lalu ada 2.808 pasang warga di 8 kecamatan menikah. Angka itu dilihat dari KUA yang ada di 8 kecamatan,” pungkas Mahasurman.(val)
kupasbengkulu.com – Polda Bengkulu mempersiapkan sejumlah penembak jitu untuk mengamankan Hari Pers Nasional (HPN) 2014 yang direncanakan akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Sejumlah penembak jitu telah dipersiapkan untuk mengamankan pelaksanaan HPN 2014 yang akan dihadiri Presiden SBY,” kata Kabid Humas Polda Bengkulu, AKBP. Hery Wiyanto, SH, Jum’at (10/1/2014).
Ia menjelaskan, penembak jitu ditempatkan disejumlah titik sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kerawanan keamanan tempat yang akan dihadiri Presiden SBY.
“Saat ini kami terus melakukan survei dan analisa di titik titik mana saja yang akan ditempatkan penembak jitu agar pelaksanaan HPN berjalan lancar serta aman,” jelas Hery.
Selama pelaksanaan HPN berlangsung dari tanggal 1-10 Februari 2014, Polda dan jajaran Polres se Provinsi Bengkulu telah mempersiapkan 1.300 anggota polisi.(adi)