kupasbengkulu.com –Â Sebanyak 88 Kepala Keluarga (KK) di Desa Apoho Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara saat ini masih membutuhkan perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. Seperti halnya, aliran listrik PLN. Pasalnya, 300 warga yang mendiami desa itu masih menggunkan mesin tenaga disel kapasitas 37.000 KW untuk menyalakan aliran Listrik.
”Disini masih menggunakan mesin disel untuk menghidupkan listrik,” kata Camat Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Marlansius, S.Sos, Kamis (3/4/2014).
Menyalaan aliran listrik tersebut, lanjut Marlansius, dimulai sejak pukul 18.01 WIB hingga 23.01 WIB setiap harinya atau 5 jam. Selain itu, untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar, terang dia, setiap bulannya warga dibebankan biaya rutin, mulai Rp 65 ribu, Rp 90 ribu dan Rp 140 ribu. Biaya tersebut, tambah Marlansius, dikenakan sesuai dengan penggunaan listrik setiap Rumah Tangga (RT).
”Warga patungan untuk beli Solar, makanya setiap bulan selalu dipungut biaya. Biaya itu termasuk untuk perawatan, pembelian oil serta lainnya,” jelas Marlansius.
Ia menjelaskan, mesin disel setiap satu jam menghabiskan 5 liter Solar, sehingga penghidupan mesin hanya untuk malam hari. Mesin itu sendiri, lanjut dia, dibeli dari dana PNPM tahun 2011 setelah adanya kesepakatan bersama warga.
”Mesin itu dibeli dari dana PNPM, dan pembelian ini sudah diikuti oleh 5 desa lainnya di Enggano dengan cara pembayaran yang sama. Tapi, warga sini masih membutuhkan PLN agar aliran listrik bisa menyala setiap harinya,” demikian Marlansius.(gie)