Kepahaing, kupasbengkulu.com – Gasing kayu yang menjadi permainan tradisional sepertinya masih tetap digemari oleh kalangan anak-anak sampai ke orang tua. Terutama sekali oleh warga di Desa Kandang Kecamatan Seberang Musi.
Bermain gasing yang sepertinya kembali menarik perhatian warga, adalah bagian dari tradisi warga desa yang secara turun temurun. Dilihat dari kelincahan disertai keterampilan bermain, maka permainan gasing kayu yang terkesan “jadul” ini sudah selyaknya untuk dikembangkan bahkan menjadi salah satu permainan yang dapat perlombakan.
“Kalau sampai permainan yang bisa disebut jadul ini diperlombakan, akan sangat menarik sekali. Apalagi setelah banyak yang memperkirakan permainan ini sudah lama menghilang dari peredarannya,” ungkap Febi.
Permainan gasing yang tampak asyik diperagakan ini, ternyata tidaklah semudah dan senyaman yang kita lihat. Karena dalam memainkannya membutuhkan keterampilan atau tekhnik tersendiri.
Jika kita belum menguasai cara bermain gasing, maka bukan tidak mungkin gasing itu tidak dapat berputar seperti yang diharapkan. Terburuknya, gasing yang berbentuk lonjong ini bisa-bisa melukai rekan sendiri yang tepatnya tengah berada disekitar arena bermain.
“Dalam bermain gasing, diawali dengan melilitkan seperempat tali dibagian atas kepala Gasing. Setelah tali dililit, dilanjutkan dengan mengayunkan sisa tali sekuat tenaga ke arah tanah. Perlu diingat, untuk menghasilkan putaran yang baik, posisi tangan saat mengayun harus kuat dan setengah melingkar, ” demikian Febi.(slo)