kupasbengkulu.com – Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPSI) Provinsi Bengkulu minta pemerintah daerah agar setiap tahunnya meningkatkan tenaga perpustakaan yang tersebar di 9 kabupaten dan 1 kota. Pasalnya saat ini masih banyaknya sekolah yang sama sekali belum memiliki tenaga profesional perpustakaan yang ditempatkan pemerintah di daerah.
“Wajar jika pengelolaan perpustakaan berbasis nasional sulit untuk tercapai, padahal setiap tahunnya ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang salah satu kegunannya untuk pemenuhan fasilitas perpustakaan,” ujar Ketua ATPSI Provinsi Bengkulu, Evi Yunita, S.Kom, Kamis (3/4/2014).
Menurut Evi, kurangnya formasi untuk staf perpustakaan/pustakawan saat perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah salah satu sebab minimnya pustakawan. Hal tersebut menjadi indikator sulitnya memotivasi minat baca anak di lingkungan sekolah.
“Idealnya dalam satu perpustakaan sekolah dikoordinir oleh 2 tenaga perpustakaan. Agar layanan peminjaman maupun pengembalian buku di sekolah menjadi maksimal, sehingga siswa pun fokus pada pembelajaran,” tambanya.
Dikatakan Evi, besaran dana BOS untuk pembangunan operasional perpustakaan seperti pengadaan tenaga IT, pustakawan dan fasilitas internet sebesar 50 persen. Namun pada kenyataannya lebih difokuskan pada pengadaan buku baru. (beb)