kupasbengkulu.com – Ternyata laporan tidak senang atas dilaksanakannya Pemilu Legislatif (Pileg) yang dilangsungkan 9 April lalu tidak hanya terjadi antara peserta pemilu, namun juga terjadi antara Pengawas Pemilu (Panwaslu). Seperti yang dilakukan Ketua Panwascam Sungai Serut, Heriandi Amin, yang telah melaporkan oknum anggota Panwaslu Kota Bengkulu berinisial WH ke Polres Kota Bengkulu.
Menurutnya, WH dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik, karena menuduhnya menjual suara.
Heriandi yang telah mengundurkan diri sebagai Ketua Panwascam itu juga mengancam akan melaporkan hal itu pada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
“Saya sudah mengundurkan diri sejak berakhirnya masa kontrak kami tanggal 15 Mei. Namun laporan saya ke Polres itu sudah masuk ketika saya masih tercatat sebagai ketua Panwascam Sungai Serut tanggal 12 Mei lalu. Saya hanya merasa tidak senang, karena WH menuduh saya menjual, namun dia tidak bisa membuktikannya,” papar Heriandi
Pelaporan tersebut berawal saat Heriandi dipanggil Panwaslu Kota Bengkulu untuk rapat evaluasi pada Jumat (9/5/2014) lalu. Saat itu WH menuduh Heriandi telah menjual suara untuk menambah suara calon legislatif yang kalah.
“WH menuduh saya menjual suara dengan harga per suara senilai Rp 75 ribu. Karenanya, saya meminta terlapor menunjukkan bukti kepada siapa serta suara untuk caleg yang mana, namun WH tidak bisa menunjukkan bukti itu,” berang Heriandi.
Menyikapi persoalan itu Heriandi juga telah meminta saran kepada Ketua Panwaslu Kota Bengkulu, Sugiharto, untuk penyelesaian permasalahan dugaan fitnah serta pencemaran nama baik itu.
“Kata ketua, selesaikan saja secara kekeluargaan, saya telah menunggu dua hari. Namun tidak ada iktikad baik dari WH, oleh sebab itu saya laporkan ke Polres Kota Bengkulu. Selanjutnya akan melaporkan WH ke DKPP, saat ini saya sedang mempersiapkan berkas, untuk diselesaikan secara hukum saja,” demikian Heriandi.(beb)