Bengkulu Selatan, kupasbengkulu.com – Dipenghujung tahun ini harga kakao di Kabupaten Bengkulu Selatan, merosot atau pahit. Seminggu sebelumnya harga kakao per kilogram mencapai Rp 28 ribu.
Namun, satu minggu terakhir ini harga tersebut turun menjadi Rp 20 ribu lagi. Hal ini membuat petani kakao di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan ‘Galau’ alias menjerit.
”Saya jual kakao satu minggu sekali, karena butuh proses penjemuran dulu. Kalau satu minggu yang lalu harganya masih dibilang stabil per kilogram Rp 28 ribu. Namun, dua bulan sebelumnya harga kakao kering ini di beli toke atau tengkulak per-kilogramnya masih 30 ribu. Tadi, hari ini Minggu, (21/12/2014) saya jual ke toke harga Kakao hanya Rp 20 ribu lagi per kilogram,” kata Jisen (43) petani Kakao Desa Padang Pandan, Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Dengan rendahnya harga kakao ini, membuat perekonomian keluarga petani kako di kabupaten BS pun terancam.
”Kalau harga terus anjlok, bisa-bisa kami tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak kami,” keluh Jisen.
Salah seorang toke kakao warga jalan Kolonel Barlian Kota Manna Bengkulu Selatan, Usulman (51), membenarkan, harga kakao mengalami penurunan. Dijelaskannya, hal ini dikarenakan suasana akhir tahun. Sebab banyak toke-toke besar yang libur akhir tahun, sehingga gudang mereka tutup.
”Itu disebabkan karena musim penghujan, sehingga berpengaruh dengan kualitas biji kakao. Selain itu, dampak dari kenaikan harga BBM. Dengan kenaikan harga BBM ini, kami pun harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengumpulkan buah kakao dari petani,” demikian Usulman.(tom)