Perempuan, kupasbengkulu.com – Tali pusar menghubungkan ibu dan jabang bayi, yang mempunyai fungsinya untuk menyalurkan nutrisi, oksigen dan faktor pertumbuhan lainnya. Setelah bayi dilahirkan, tali pusar yang terhubung dengan plasenta akan dipotong dan menyisakan panjang 4 hingga 6 centimeter, yang masih melekat pada bayi.
Umumnya setelah dipotong petugas kesehtan akan menjebit tali pusar tersebut dengan penjepit plastik berukuran kecil, yang hampir menyerupai penjepit jemuran.
Selain menjepit, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengikat ujung tali pusar. Namun, yang perlu diperhatikan baik menjepit maupun mengikat tali pusar harus dilakukan dengan hati-hati, jika lalai sedikit saja tali pusar akan mengeluarkan darah dan berpotensi menimbulkan infeksi pada bayi.
Biasanya, tali pusar akan mengering dan lepas dalam waktu 3-6 hari. Selama waktu tersebut saat menggendong, memandikan ataupun memasangkan pakaian bayi diupayakan agar tidak menyenggol tali pusar. Sebab, bila terseggol bayi akan merasakan sakit disertai pendarahan disekitar pusar bayi. Usahan juga agar tali pusar tidak terkena air.
Bila dalam waktu 3-6 tali pusar belum kering, maka bawalah bayi ke dokter. Pilihan lain dapat menggunakan cara tradisional, dengan menggunakan abu daun nangka yang diberi sedikit air.
Caranya, siapakan beberapa lembar daun nangka, bakar hingga menjadi abu, lalu beri sedikit air. Kemudian oleskan ke tali pusar bayi dengan rutin setiap hari.
Abu daun nangka dipercaya dapat mempercepat pengeringan tali pusar. Bila cara tersebut dianggap sulit, disarankan untuk segera membawa bayi anda ke dokter.(beb)