Seluma, kupasbengkulu.com – Banjir yang terjadi sejak bulan Februari lalu mengakibatkan jembatan menuju Desa Sinar Pagi Kecamatan Seluma Utara, terputus. Akibatnya, tidak ada akses untuk menuju desa tersebut.
“Sudah berminggu-minggu masyarakat tidak bisa keluar desa, apalagi kalau kondisi debit air sungai besar,” kata Kepala Desa Sinar Pagi, Tutik Hartika, di Bengkulu, Selasa (26/07/2016).
Diketahui, desa ini dihuni sebanyak 325 kepala keluarga (KK), dengan jumlah penduduk 981 jiwa. Masyarakat setempat telah membuat alat transportasi rakit dari bambu sebanyak empat unit. Putusnya jembatan sepanjang 58 meter ini juga mempengaruhi harga jual hasil pertanian masyarakat setempat. Rakit-rakit ini lah yang digunakan warga untuk membawa hasil pertanian keluar desa.
“Hasil pertanian seperti kopi boleh dikatakan tidak ada harganya lagi, keadaan seperti ini membuat warga terus mengeluh,” lanjut Tutik.
Tutik mengatakan pihaknya telah melaporkan perihal putusnya jembatan ini kepada BPBD, Bappeda, DPRD, bahkan Bupati Seluma. Namun sayangnya belum ada solusi terkait permasalahan ini.
Di samping itu pihaknya juga sangat menyayangkan kejadian ini, mengingat jembatan tersebut baru dibangun tahun 2015 lalu menggunakan Dana Desa (DD). Namun baru setahun jembatan sudah tidak bisa digunakan lagi.
“Kita berharap ada bantuan dari SKPD terkait, karena DD telah dianggarkan untuk pembangunan jalan lingkungan,” sampainya.(sep)