kupasbengkulu.com – Seperti kebanyakan pulau lainnya, Enggano yang merupakan pulau terluar di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu banyak memiliki keindahan alam yang mempesona setiap orang yang mengunjunginya. Salah satu objek wisata yang menarik adalah Pantai Malakoni. Pantai ini berada hanya beberapa meter dari Pelabuhan Perintis di Desa Malakoni.

Jika biasanya pantai dipenuhi pasir, maka tidak demikian dengan Pantai Malakoni. Karena di sepanjang pantai dipenuhi serpihan terumbu karang yang terbawa ombak. Jika berkunjung ke pantai ini disarankan untuk tetap memakai alas kaki, sebab hamparan terumbu karang di bibir pantai keras dan tajam, sehingga  dapat melukai telapak kaki.

Pantai ini kaya akan hasil laut berupa ikan-ikan unik dan hewan laut lainnya seperti kepiting, lobster dan beberapa hewan bercangkang yang banyak ditemui di bibir pantai.

Selain sebagai sarana rekreasi, kawasan ini juga merupakan tempat para nelayan mencari ikan. Sayangnya, hingga saat ini objek wisata tersebut belum dikelola maksimal oleh pemerintah, sehingga keeksotisan pantai ini belum dikenal masyarakat luas.

Untuk melihat keindahan Pantai Malakoni pengunjung dapat menempuhnya dengan menggunakan kapal laut dari Kota Bengkulu menuju Pulau Enggano. Saat ini kapal yang beroperasi ke Pulau Enggano adalah Kapal Motor Penumpang (KMP) Pulo Tello yang jadwal keberangkatannya sebanyak 2 kali seminggu. Peberangkatan dari Kota Bengkulu pada  Selasa dan Jumat sore, sementara dari Pulau Enggano ke Kota Bengkulu pada Rabu dan Sabtu sore.

Selain Pulo Tello ada juga kapal perintis, namun jadwal keberangkatannya tidak dapat dipastikan. Saat ini pemerintah juga telah melakukan pembangunan Bandara Enggano, diharapkan pada pertengahan tahun 2014 bandara tersebut telah beroperasi.

Apabila cuaca mendukung, perjalanan dari Kota Bengkulu ke Pulau Enggano memakan waktu 9-12 jam. Namun bila cuaca ekstrim perjalanan akan lebih lama antara 15-18 jam. Karenanya, sebelum berangkat pengunjung dianjurkan untuk membawa perlengkapan yang memadai. Selain makanan dan minuman, pengunjung juga diharuskan membawa obat-obatan untuk mengantisipasi mabuk laut dan kekurangan cairan.

Tiba di Enggano, kapal akan merapat di Dermaga Kahyapu. Untuk mencapai Pantai Malakoni pengunjung masih akan melintasi 2 desa yakni Desa Kahyapu dan Desa Kaana. Untuk memudahkan perjalanan pengunjung sebaiknya membawa kendaraan, sebab Enggano belum memiliki angkutan umum. Kondisi jalannya pun belum maksimal, sehingga disarankan agar pengunjung memilih waktu kunjungan pada musim panas agar tidak terjebak lumpur.

Sekitar 30 menit perjalanan, pengunjung akan tiba di Desa Malakoni dan dapat langsung melihat keindahan Pantai Malakoni. Setelah puas menikmati keindahan pantai pengunjung dapat langsung pulang ke Kota Bengkulu. Namun, apabila tidak memungkinkan pengunjung dapat menginap di kediaman perangkat desa, kepala suku maupun di kediaman masyarakat setempat.

Di Enggano terdapat 6 suku,  5 diantaranya adalah suku asli yakni Ka’uno, Kaitora, Ka’ahua, Kaarubi dan Kaaruba. Sedangkan 1 suku lainnya adalah suku yang diperuntukkan untuk masyarakat  pendatang yang menetap disana, yakni Suku Ka’amaik. Masyarakat Enggano dikenal sangat ramah dan terbuka pada para pendatang. Dalam percakapan sehari-hari masyarakat Enggano menggunakan bahasa Enggano, namun mereka juga dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Selain Pantai Malakoni, pengunjung juga dapat menikmati keindahan Bakblau yang berlokasi di Desa Meok. Bakblau adalah sebuah dermaga, menurut bahasa setempat Bakblau diartikan sebagai dermaga berwarna hijau kebiru-biruan. Pengunjung juga dapat menyaksikan hutan mangrove disekeliling pantai di Enggano. Jika waktu berkunjung lebih lama, disarankan berkunjung ke Sebalik yang berlokasi di selatan Pulau Enggano dimana terdapat air terjun dan sungai yang begitu indah. (beb)