Mantan Kadis Kesehatan Subi Utama saat akan dibawa ke Lapas Curup
kupasbengkulu.com- Mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kepahiang, Subi Utama, M.Kes dan Kontraktor Pelaksana Alat Kesehatan (Alkes), Zulfianis, Senin (9/12), resmi ditetapkan tersangka dan menjadi tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepahiang.
Penetapan kedua tersangka ini atas dugaan penyimpangan dana kegiatan pengadaan Alkes untuk 8 Pusat Kesehatan Desa (Pukesdes). Setelah menjalani pemeriksaan beberapa jam, keduanya akhirnya dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Curup, sekitar pukul 17.00.WIB menggunakan mobil tahanan Kejari Kepahiang.
Kajari Kepahiang H. Wargo, SH melalui Kasi Pidsus Dodi Junaidi, SH didampingi Ketua Tim Penyidik, Roy Riady, SH mengatakan, keduanya ditetapkan sebagai Tsk setelah pemeriksaan mengarahkan keduanya andil dalam merugikan negara.
“Tsk atas nama Subi Utama merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), sedangkan Tsk Zulfianis merupakan kontraktor pelaksana dari PT Kinalia Pratama,” ungkap Roy.
Dijelaskannya, pengadaan Alkes itu direalisasikan pada tahun 2012 dengan total anggaran senilai Rp 1,9 Miliar. Dari hasil pemeriksaan diduga ada kerugian negara sekitar Rp 0,5 Miliar.
“Kerugian negara diperkirakan Rp 0,5 Miliar, kami masih menunggu hasil audit dari BPKP Perwakilan Bengkulu untuk hasil yang lebih pasti. Modusnya pun masih kami dalami,” terang Roy.
Roy mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan tsk baru.
“Kami masih melakukan pengembangan kasus ini. Kita lihat saja kedepannya seperti apa. Yang jelas kedua tsk ini kami jerat dengan pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor,” terang Roy.(dek)
kupasbengkulu.com- Amblasnya ruas Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera di Desa Serangai, Senin(9/12) akan ditangani oleh pihak Balai Jalan Nasional Sumatera Wilayah III. Rencananya, besok (10/12) akan dilakukan penimbunan kembali terhadap jalan yang amblas tersebut. Hal ini dikemukakan Kepala Satker Balai, Bambang Eko Saputro, Senin (9/12)
“Pihak kementerian telah memerintahkan kepala balai melalui satker untuk melakukan perbaikan jalan tersebut,” ungkap Eko.
Dikatakan Eko, besok, Selasa (10/12) pihaknya akan mengirimkan alat eksavator dan vibro ke lokasi jalan yang amblas tersebut.
Dijelaskannya, dengan menggunakan alat berat tersebut akan dilakukan penimbunan kembali secara bertahap. Penimbunan akan dilakukan menggunakan tanah timbunan hingga kedalaman sekitar lebih kurang 50 Cm dari jalan existing.
Selanjutnya, kata dia, baru dilakukan pengoralan (material selected) dan baru diberi batu pecah (base B). Setelah itu, jalan akan dibiarkan dahulu dilalui kendaraan (open traffic) hingga jalan tersebut padat kembali secara alami.(coy)
abrasi naiknya permukaan air laut merupakan dampak nyata dari perubahan iklim
kupasbengkulu.com – Perubahan iklim semakin nyata, demikianlah salah satu pesan yang dihasilkan dalam sebuah sesi “Loka Latih Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana” yang digelar oleh Kaba Hill, dan beberapa organisasi nirlaba di Bengkulu pada 3 Desember hingga 5 Desember 2013.
Kalimat ini dilontarkan oleh Sekretaris Jendral Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Dr. Eko Teguh Paripurno di depan forum yang berisikan instansi pemerintah, NGO, mahasiswa, pers, dan hampir seluruh kelompok kepentingan di Bengkulu.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh hampir seluruh peserta panel diantaranya, Koordinator Kebencanaan Woman Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan, Bengkulu, Nurcholis Sastro, mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian, pada tahun 2040 sedikitnya 20 desa di kawasan pesisir Bengkulu diprediksi akan menghilang akibat laju abrasi yang sangat tinggi.
“Hal ini selain disebabkan oleh laju abrasi, juga karena naiknya permukaan air laut yang diduga akibat mencairnya es di kutub utara akibat imbas dari perubahan iklim atau kadang disebut juga dengan pemanasan global,” kata Nurcholis, Rabu (4/12/2013).
Ia katakan, dalam kurun 10 tahun tidak kurang dari 70 – 100 meter daratan hilang dan menggerus pemukiman atau jalan utama milik Negara.
Sementara itu, peserta dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, menyebutkan saat ini terjadi keluhan yang cukup mengkhawatirkan dari nelayan karena semakin tidak tepatnya cuaca, susah ditebak atau terjadinya kekacauan cuaca (anomaly), padahal, cuaca merupakan patokan bagi nelayan tangkap menentukan kapan bagi mereka waktu yang baik untuk melaut.
Akibatnya, tidak sedikit para nelayan nekat ke laut, sementara patokan waktu yang selama ini mereka anut secara temurun sudah tidak berguna lagi.
“Ada nelayan yang sudah kebingungan dengan kacaunya kondisi cuaca, mereka nekat ke laut lalu baru berjalan beberapa mil mendadak badai, terpaksa mereka kembali ke darat lagi. Keadaan ini tentu merugikan karena sudah berapa liter bahan bakar terbuang sia-sia,” kata salah seorang peserta dari Dinas Kelautan dan Perikanan.
Hal yang sama juga dirasakan petani budidaya ikan, hujan beberapa menit saja maka tambak sudah kebanjiran atau meluber sehingga banyak ikan di dalam tambak hilang, belum lagi dengan ancaman banjir rob.
Keluhan ini diperkuat oleh salah seorang nelayan di Kota Bengkulu, Dedi. Menurut Dedi, cuaca sekarang tidak dapat ia tebak, jika dahulu angin barat datang pada bulan November hingga Januari. Namun kata dia, saat ini kondisi cuaca kerap tidak menentu, ini tentu saja mengakibatkan tangkapan menjadi turun.
“Sekarang itu cuaca susah ditebak. Yang semestinya belum banyak angin, mendadak banyak angin,” kata Dedi.
Selain itu, saat ini jika mencari ikan nelayan harus jauh ke tengah laut karena di laut pinggir ikan telah hilang diakibatkan terumbu karang yang telah rusak.
Sementara itu dampak perubahan iklim lainnya diderita juga oleh petani. Dahulu petani memiliki waktu tertentu untuk bertanam padi secara serentak berdasarkan curah hujan, waktu yang tepat biasanya pada bulan September, namun saat ini hal tersebut sudah tidak lagi terjadi.
“Menanam padi secara serentak seperti dahulu sangat penting dalam memutus mata rantai hama tikus dan wereng,” kata Tasril salah seorang petani sawah tadah hujan.
Akibat tidak serentaknya petani menanam padi ternyata dapat menguntungkan hama tikus karena rantai makanan mereka tidak terputus.
“Iya, tikus dan hama lainnya hidup terus karena masa tanam tidak serentak akibat faktor cuaca yang kacau. Kalau dahulu, sekali panen padi maka petani istirahat sekitar tiga bulan tentu saja hama tikus sudah berkurang, kalau sekarang tidak tikus bisa pindah-pindah karena panen tak serentak,” tambahnya.
Rentannya kelompok petani dan nelayan akibat perubahan iklim menurut Eko Teguh dibutuhkan kebijakan khusus dari pemerintah yang melindungi secara ekonomi, agar ketika terjadi masa peceklik akibat kekacauan cuaca maka ada alternatif matapencaharian.
Selain persoalan nelayan dan petani dalam diskusi tersebut terungkap bahwa saat ini masyarakat sudah mulai sulit mendapatkan air bersih terutama dari sumur, dibutuhkan sumur yang dalam agar mendapatkan air.
Selanjutnya, persoalan suhu di beberapa tempat di Bengkulu pada kurun 10 tahun masuk dalam kategori wilayah dingin namun sekarang telah menjadi panas diantaranya, Kota Curup, Kabupaten Rejang Lebong.
Persoalan ini dipicu oleh tingginya penebangan hutan, aktifitas industri, dan prilaku ceroboh manusia dalam mengelola lingkungan hidup.
Oleh karena itu dibutuhkan satu bentuk adaptasi yang baik terhadap persoalan perubahan iklim yang tak terpisahkan dalam tindakan pencegahan dan pengurangan risiko bencana. Peran semua pihak dalam melihat persoalan tersebut dibutuhkan dalam satu bentuk tindakan nyata yang dilakukan secara bersama, untuk bumi yang lebih baik.(kps)
Mendapat kabar ada sebuah kampung Muslim tertua di Cina, saya bergegas pergi ke Guangta Lu, Guangzhou. Mumpug masih di Guangzhou. Bekal saya cuma tulisan “Huaisheng” dalam aksara Cina yang saya mintakan dari petugas hotel. Pagi itu, pas hari Jumat, saya tentu ingin menikmati suasana religi di masjid ini. Saya bergegas pagi hari dengan naik taksi ke Guangta Lu. Kawasan ini dihuni oleh orang-orang Cina Muslim.
Saling sapa dengan “assalamualaikum” menjadi tata krama saya dengan banyak muslim dari berbagai etnik yang datang ke sini.
Guangta Lu tak sulit dijangkau, pagi menjelang sholat Jumat sudah banyak orang terutama turis atau ekspatriat dari Timur Tengah dan beberapa warga Cina Muslim lainnya berkumpul di sini. Rupanya ada pasar “halal” di hari jumat. Kita bisa membeli daging sapi, domba, kambing atau ayam yang diproses secara Islam di sini. Juga ada banyak makanan sate ala Timur Tengah yang juga dijual di kaki lima. Aromanya sedap sekali.
Mengabadikan kehidupan Muslim Cina keturunan Arab di sini ke dalam kamera saya tentu jadi tujuan saya. Muka mereka unik, putih seperti Cina kebanyakan, hidung mancung dan mata agak besar dan memanjang. Dan berikutnya tentu saja masjid Huaisheng yang sudah berumur 1300 tahun. Sebuah catatan mengatakan masjid ini juga termasuk salah satu masjid tertua di dunia.
Alkisah ketika Nabi Muhammad memerintahkan sahabatnya untuk menyebarkan Islam ke muka bumi. “Sebarkan Islam di muka bumi ini, ikuti arah mata angin” kurang lebih begitu dikisahkan. Tersebutlah nama Sa’ad bin Abi Waqas yang mendengar perintah itu. Sa’ad membalikkan badan dan menuju ke Barat. Ketika melakukan perjalanan suci ini Sa’ad masih berusia 17 tahun, ia membawa sebuah misi penyebaran agama Islam ke Persia bersama 17 orang pengikutnya dan sampai ke daratan Cina. Singkat cerita langkahnya terhenti di Guangzhou.
Untuk masuk ke Cina, tentu Sa’ad membawa misi dagang dan misi diplomatik sekaligus. Dan hubungan dagang ke Cina yang pada abad ke 7 masehi ini membuat Sa’ad dan Islam diterima oleh masyarakat Cina. Bahkan Dinasti Tang mempersilakan mendirikan masjid di Huaisheng. Sebuah menara dengan ketinggian 36 meter dibangun di kawasan masjid ini. Menara ini juga memiliki dua fungsi, selain untuk adzan juga untuk mercusuar lalu lintas kapal yang melintas di sungai mutiara.
Bangunan utama sudah 2 kali dibongkar karena kebakaran dan bencana alam yakni tahun 1350-an dan 1650. Pada saat saya berkunjung ke sini belum lama ini masjid juga dalam renovasi, tapi renovasi kali ini dilakukan oleh Unesco sebagai bangunan dunia yang dilindungi.
Sholat Jumat.
Saya mengikuti ritual sholat jumat di masjid ini. Yang menarik ada 2 khotbah. Khotbah pertama disampaikan dalam bahasa Cina. Dan khotib berada di tengah-tengah jamaah. Kotbah ini dilakukan sebelum adzan. Setelah Adzan, khotib yang berbeda, naik ke atas mimbar dengan bahasa Arab. Sangat singkat. Lalu diteruskan dengan sholat 2 rekaat, seperti biasa.
Bubaran sholat jumat adalah saat yang menyenangkan ketika banyak makanan dan kuliner cina muslim banyak tersaji di luar masjid. Suasana ramai karena beberapa produk olahan berbahan daging juga dijual ke sini. Rupanya, jumat memang hari di mana umat Islam Guangzhoe ke kawasan Guangta Lu ini untuk berbelanja kebutuhan mereka.
Ingatan saya kembali ke Sa’ad bin Abi Waqas, seorang pejuang, petualang dan diplomat ulung yang diutus oleh Khalifah Ustman untuk menyebar agama Islam di daratan Cina. Begitu besar pengorbanan dan visinya hingga Islam masih eksis di Cina. Salam kemualiaan untuk Sa’ad bin Abi Waqas. Assalamualaikum Huangsheng. (ajp)
kupasbengkulu.com- Tindak lanjut pertemuan dengan Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah 4 November 2013 lalu. Pihak SKK Migas dan Total E&P Indonesia Mentawai B.V, Senin (9/12) melaksanakan sosialisasi kegiatan hulu industri minyak dan Gas.
Rencananya, pengeboran pertama sumur eksplorasi Blok Bengkulu I – Mentawai, yaitu Sumur Rendang-1X yang direncanakan pertengahan tahun 2014, berada di perairan lepas pantai Blok Mentawai dengan jarak sekitar 75 km dari garis pantai terdekat dan sekitar 128 km (± 69 mil laut) dari Kota Bengkulu dengan kedalaman sekitar 1.000 meter.
Untuk menunjang kegiatan eksplorasi ini, investasi yang dikeluarkan oleh Total Indonesia E&P Mentawai B.V. adalah sebesar 40 Juta USD atau sekitar 400 Milyar rupiah
“Kami berharap melalui acara ini kami kami berharap pertemuan ini menjadi momen baik sebagai sarana komunikasi timbal balik mengenai peran dan tantangan industri hulu migas dan membuka wawasan dalam rangka link-match antara Pemerintah-Industri Migas-Perguruan Tinggi,” ujar Avep Disasmita, General Manager Total E&P Indonesia Mentawai B.V.
Yang penting untuk diketahui, tambah Avep, bahwa wilayah operasi tetap milik Bangsa Indonesia dan kami hanya sebagai pelaksana pekerjaan berdasarkan Kontrak Kerjasama antara Total E&P Indonesia Mentawai B.V. dan pemerintah RI.
Total E&P Indonesia Mentawai B.V., setelah penandatangan kontrak kerja sama atas blok Bengkulu I – Mentawai dengan Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh SKK Migas pada 9 Oktober 2012, telah melakukan berbagai persiapan sebelum melaksanakan kegiatan pemboran pada 2014.
Beberapa pekerjaan penting dalam rangka persiapan pemboran dilakukan oleh TOTAL. Hal itu dilaksanakan bertujuan memetakan kondisi awal dari daerah yang akan dieksplorasi maupun daerah sekitarnya yang mungkin dapat terpengaruh. Semua kegiatan ini juga untuk menyusun rencana operasi yang matang untuk mencegah terjadi kecelakaan dan mitigasi dampak kegiatan pemboran nantinya.
Bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Bengkulu, Universitas Negeri Bengkulu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Institute Pertanian Bogor dan menggunakan Kapal Baruna Jaya VII milik LIPI, SKK Migas-Total telah melakukan studi rona awal lingkungan, studi upaya kelola lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).
Berkat dukungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dan para pemangku kepentingan, Total telah memperoleh izin lingkungan dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (SK No. 357/2013) pada 7 Oktober 2013. (vee)
kupasbengkulu.com – Topik Ajo, salah seorang perupa Bengkulu menggelar pameran tunggal lukisan di Kedai Proses, Taman Budaya Bengkulu. Pameran tersebut mengusung aliran utama realis sosial dengan baluran warna hitam dan putih mendominasi.
Disampaikan Topik, dalam sembilan lukisan itu merupakan bentuk kritik sosial pelukis terhadap kondisi kekinian bangsa Indonesia. Kesembilan lukisan itu berjudul, Tiga lukisan berjudul “Negeri Damai Sentosa satu hingga tiga,”Tumbuh Pada Jembatan, Frantic, Panic Disorder, Kecil tapi Api, Accute dan Hey.
“Ini merupakan hasil pengalaman renungan dan refleksi saya pribadi dalam mencermati kondisi bangsa,” kata Topik Ajo.
Beberapa lukisan menggambarkan paduan cat pada kanvas berwarna hitam dan putih, menggambarkan alam yang subur dengan gunung mengeluarkan asap pada bagian latar.
Sementara itu, tak jauh di bawah gunung tampak pria angkuh mandi dengan cerutu mengepul dari kedua jari. Tak jauh dari sosok itu tampak sosok berpakaian tentara dengan pangkat bintang dua menggenggam sebuah kitab.
“Itu kitab penyelesai masalah yang dipegang oleh kaki tangan penguasa, jika masalah selesai maka pria yang mandi itu akan berpidato dan tampil mengatakan sayalah penyelesai masalah,” tambah dia.
Selain lukisan itu terdapat juga beberapa lukisan lain yang berisikan kritik sosial seperti misalnya Tumbuh Pada Jembatan yang menggambarkan kearifan para manusia yang tinggal di bawah kolong jembatan.
Topik Ajo merupakan salah satu perupa Bengkulu yang cukup produktif di dunianya beberapa kali ia pernah ikut dalam pameran nasional dan lokal.(gie)
kupasbengkulu.com – Memperingati Hari Anti Korupsi sejumlah mahasiswa yang menamai dirinya Kelompok Cipayung, Senin (9/12) sekitar pukul 12.15.WIB menggelar aksi demo di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu.
Korlap Aksi, Kasrul Pardede, dalam orasinya menuntut agar pihak Kejati Bengkulu untuk mempercepat proses hukum para pejabat yang terjerat kasus korupsi.
“Kami kecewa dengan pihak kejaksaan, 3 kasus korupsi yang ada di Provinsi Bengkulu ini belum jelas penyelesaiannya. Seperti kasus PT Bengkulu Mandiri, kasus proyek Multy Years dan juga Master Plan Pembangunan Pasar Panorama,” tegas Pardede.
Menurut Pardede, seharusnya pihak kejaksaan bisa menuntaskan kasus tersebut. Apalagi sesuai dengan slogan yang ada di kantor kejaksaan tertulis anti korupsi dan transparan.
“Ini kami harap benar-benar dibuktikan oleh pihak kejaksaan dengan menuntaskan 3 kasus hukum tadi,” ujarnya.
Secara nasional, tambah Pardede, ia mendesak agar aparat penegak hukum menuntaskan kasus Hambalang, kasus Bank Century dan kasus-kasus korupsi lainnya.
“Lamanya penyelesaian kasus korupsi ini, akan hilang setelah munculnya kasus baru. Sehingga terkesan kasus ini ditutup-tutupi,” tandasnya.(vee)
kupasbengkulu.com – Jalan penghubung Desa Talang Baru ke Desa Air Merah di Kecamatan Malin Deman, Mukomuko terancam putus tepatnya di tebing Bukit Tambun. Pasalnya, box culvert sebagai penahan jalan kembali retak dan amblas. Kondisi ini ditambah dengan belum adanya upaya penimbunan terhadap jalan yang ambruk.
Menurut Subuh Asnaini, pemuda Desa Air Merah, memang kondisi jalan poros di tepi jalan sebelumnya sudah retak. Namun, belum ada sama sekali upaya pencegahan melebarnya dari box culvert dari pemerintah setempat.
‘’Jalan itu sudah retak kembali di bagian tepi jalan. Jika lamban ditangani tentunya jalan penghubung ini akan terputus,’’ kata Subuh, Senin, 9/12/2013.
Subuh menambahkan, jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan poros menuju 6 desa di Kecamatan Malin Deman.
Diduga penyebab kerusakan box culvert yang terjadi karena kendaraan pengangkut hasil pertanian yang melintas melebihi tonase. Sehingga kondisi jalan cepat ambruk. Ditambah lagi, saat ini Kecamatan Malin Deman masih kerap dilanda.
‘’Kalau tidak diperbaiki tentunya warga akan merasa dirugikan. Untuk itu kita sangat membutuhkan win-win solution dari pemerintah terkait perbaikan jalan itu,’’ terang Subuh.
Senada disampaikan, Abdul Roni, SE, proyek jalan di Bukit Tambun itu memang diakibatkan karena bencana. Pasalnya, sejak selesai dikerjakan belum lama ini, intensitas hujan sangat tinggi. Sehingga mengakibatkan air mengerus tanah dan membuat box culvert menjadi longsor kembali.
”Saya kira saat ini hanya kendaraan roda empat ukuran kecil saja yang bisa lewat. Untuk kendaraan kapasitas besar sudah tidak bisa lewat lagi,’’ demikian Roni.(gie)
kupasbengkulu.com – Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera di Desa Serangai, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Senin (09/12) pagi amblas. Akibatnya, jalan lintas penghubung antara Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat ini menjadi terganggu.
“Kita sudah memantau kejadian ini dan sudah diperintahkan untuk dilakukan penimbunan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bengkulu, Azwar Boerhan.
Dijelaskannya, untuk lokasi jalan yang amblas tersebut memang memiliki karakter tersendiri. Kedalaman gambutnya 30 meter hingga 40 meter. Kondisi ini menyebabkan jalan bisa amblas secara langsung.
Menurut dia, penanganan jalan yang amblas itu dilakukan penimbunan secara bertahap dengan istilah Displacement Methode.
“Karena ini merupakan jalan negara dan tanggung jawab pemerintah pusat, saya telah instruksikan pihak balai untuk segera menanganinya,” beber dia.
Ditambahkannya, kejadian amblasnya jalan ini tidak menyebabkan Jalinbar putus total. Karena jauh-jauh hari pihak Kementerian PU telah menyiapkan jalan alternatif Bintunan-Batiknau-D1 Ketahun.(coy)
kupasbengkulu.com– Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu Sukamta, menjelaskan sebanyak 73 desa/ kelurahan di Provinsi Bengkulu dikukuhkan sebagai desa sadar hukum.
Secara resmi, jelas dia, pengukuhan desa sadar hukum ini dilakukan Jumat (5/12) oleh Menteri Hukum dan Ham Amir Syamsudin bersama Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd, dan sejumlah bupati.
Pengukuhan ini sendiri, dilakukan di lapangan Kantor Camat Pondok Kelapa Bengkulu Tengah.
“Terpilihnya 73 desa ini karena sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan kementrian dan pemerintah daerah,” ungkapnya.
73 desa/kelurahan sadar hukum ini, jelas dia lagi, masing-masing menyebar di Kota Bengkulu sebanyak 10 kelurahan, Kabupaten Bengkulu Utara, sebanyak 20 desa, Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 10 desa, Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 2 desa, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma masing-masing 1 desa, Kepahiang 6 desa, Bengkulu Tengah 8 desa dan Mukomuko 3 desa.(coy)