kupasbengkulu.com – Meskipun Jembatan Belly sudah tidak lagi ditempatkan di Tebing Suratin, Desa Gunung Agung, Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu, Provinsi Bengkulu, banyak masyarakat yang mempertanyakan untuk apa sebetulnya dibikin Jembatan Belly jika tidak bisa dimanfaatkan kegunaannya.
Menurut masyarakat, untuk memasang Jembatan Belly itu tentunya menggunakan dana. Artinya, dana yang digunakan memang dana APBD provinsi, tetapi itu merupakan dana masyarakat juga.
“Kita melihat konsep dari pihak pemerintah provinsi untuk menghadirkan Jembatan Belly di Tebing Suratin itu, kesannya hanya untuk membuangkan anggaran saja. Apapun alasannya, itu uang rakyat. Wajar saja masyarakat tidak mau melintas di jembatan tersebut. Pemasangannya kerangka jembatan itu sendiri kesannya asal pasang saja. Untuk itu kami masyarakat meminta kepada pihak pemerintah provinsi untuk memanggil pihak dinas terkait meminta pertanggung jawabannya terkait pemasangan jembatn Belly,” tegas Rusdi warga Desa Gunung Agung.
Kepala Dinas Perhubungan Bengkulu Utara, Drs. M. Akip, SH, MM, kepada kupasbengkulu.com, sebelum ada pemasangan Jembatan Belly di Tebing Suratin, memang pihaknya memasang portal di jalan dua jalur. Baik dari arah Lais menuju Dinas Pekerjaan Umum, begitu juga sebaliknya.
Pemasangan portal jalur jembatan Belly disebabkan kelayakan untuk dilintasi kendaraan bermuatan berat belum memungkinkan.
“Oleh karena itu, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan selama jembatan Belly masih dipasang di jalan dua jalur Desa Gunung Agung yang orang kenal dengan Tebing Suratin, portal tidak diangkat,” ujar Akip.(jon)