Cipt: Yusni Hidayat
Tanah lahirku…
Dalam tangismu mereka bernyanyi..
Tiada peduli jeritanmu..
Mereka terus saja menari dengan irama rintihanmu..
Mereka tak peduli menari menarilah mereka..
Dengan segala kelalaian mereka,kesombongan,ketidak pedulian mereka..
Atas segala harapanmu selama ini..
Puluhan pengayuh becak dengan keringat tulusnya…
Irama sepatu kuda di pagi hari nan indah,
Siulan saudara-saudara kami yang akan berlayar
Mencari ikan mengarungi laut kita nan indah semua tiada lagi…
Gemercik irama sungai dan danau kitika embun akan beranjak menghantar pagi sembunyikan diri!
Lambaian sang padi terhampar menguning ,bersama segerombolan burung kini tiada terlihat lagi!
Budaya ke agungan tabotpun tak mampu lagi di maknai keagungannya..
Duhai raflesiaku..!
Izinkan kami anak-anak negeri ini
agar kami mampu menyapu air matamu
Dan layakkan kami meminta padamu,
Agar merekapun kau beri pintu maaf itu
Atas segala kelalaian mereka,kesombongan,ketidak pedulian mereka.
Raflesia dengarkan………..!
Akan kehadiran kami di sini.
Dihadapanmu hari ini kami anak-anak negeri..
Kami berjanji dan bersimpuh padamu
Tak akan kami biarkan rintihan mu itu…
Dan tersenyumlah untuk kami,
Untuk anak-anak negeri Raflesia ini