kupasbengkulu.com – Perkembangan teknologi yang semakin canggih membawa banyak perubahan dalam gaya hidup masyarakat. Yang paling nyata terlihat adalah maraknya penggunaan gadget, khususnya smartphone yang makin tak terkendali. Internet membawa setiap orang untuk lebih dekat dengan banyak orang secara maya, melalui berbagai layanan sosial media yang ada, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, atau pun aplikasi Blackberry Messenger (BBM), WhatsApp, Line, dan masih banyak lagi.
Jaringan internet juga akhirnya memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk menjalin komunikasi di bidang bisnis. Belakangan, cara berbelanja online (onlineshop) menjadi pilihan alternatif yang masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli. Selain lebih praktis, belanja online juga dianggap lebih banyak menawarkan pilihan ketimbang harus menyambangi satu-persatu toko hanya untuk mencari satu atau beberapa item barang yang dibutuhkan.
“Enaknya belanja online itu pilihannya lebih banyak. Kita bisa join ke grub-grub BBM, atau follow akun-akun online shop. Nggak puas dengan itu, masih banyak toko-toko atau brand ternama yang punya website belanja online. Jadi kalau yang biasanya kita harus keliling toko untuk cari baju pesta, lewat online shop kita bisa beli barang dari dalam atau luar kota, bahkan sampai luar negeri sesuai kesanggupan kita,” ujar Pamella, salah seorang mahasiswa universitas swasta di Bengkulu.
Namun, seperti peribahasa ‘Tak Ada Gading yang Tak Retak’, belanja online juga mengandung banyak resiko. Rentannya penipuan akibat tak bertemu langsung dengan penjual menjadi hal yang sering dikeluhkan pembeli yang terkecoh. Bukan hanya masalah pembayaran, namun kualitas barang juga harus diperhatikan.
“Saya pernah belanja online. Waktu itu dari sebuah website. Setelah saya melakukan pembayaran (transfer), ternyata barangnya tidak sampai ke tangan saya. Bahkan saya didelcont (delete contact) dari BBM,” ujar Sefti, seorang ibu rumah tangga.
“Kalau saya waktu itu pernah pesan baju online. Di gambarnya kelihatan bagus, harganya juga murah meriah. Mungkin juga karena efek model yang mengenakan baju itu sepertinya sangat cocok. Setelah saya pesan dan barangnya sampai, saya kecewa karena produk tak sesuai dengan yang saya lihat. Bahannya tipis dan hanya bisa digunakan beberapa kali saja,” tambah Tya, pelajar SMA.
Lantas, bagaimana agar tak terkecoh bius belanja online??
Made Dwi, salah seorang reseller onlineshop dengan brand ‘Wiesss_Shop’, yang sukses menjalani bisnis online selama lebih dari dua tahun, punya tips untuk calon pembeli agar tetap bisa berbelanja dengan nyaman.
“Kuncinya kita harus ‘Ceck and Rechek’ terlebih dahulu. Kita bisa lihat dari banyaknya pengunjung atau komentar dari para pembeli terdahulu untuk melihat tingkat kepuasan konsumen. Kita juga bisa lihat lamanya keberlangsungan dari onlineshop tersebut. Jangan lupa banyak bertanya sebagai referensi onlineshop yang sudah terpercaya. Tidak perlu langsung membeli barang dalam jumlah banyak, apalagi yang penawaran harganya lebih murah. Cukup beli satu saja sebagai sample. Kalau anda sudah yakin, ya teruskan. Jika tidak, hentikan saja” katanya. (val)