kupasbengkulu.com- Untuk memberikan informasi seputar bencana media sangat berperan besar. Hal ini dikemukakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, saat mengunjungi salah satu shelter bencana di Kota Bengkulu, Minggu (12/10/2014).
“Kurangnya informasi ini membuat masyarakat terlalu takut atau malah tidak mengerti. Takut artinya ketika tidak ada tsunami mereka menganggap ada tsunami,” kata dia.
Dikatakannya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah, baik itu provinsi maupun kabupaten, memberikan informasi bagaimana cara memberikan pernyataan resmi, sebagaimana yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, bahwa apabila terjadi bencana harus ada statemen resmi.
“Pernyataan resmi bencana jangan tunggu informasi lengkap. Sebab kalau kita menunggu informasi lengkap sudah terlambat. Sementara kita mempunyai waktu yang tersedia untuk tsunami adalah 35 menit sejak terjadinya gempa yang pertama,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Syamsul, harus segera diberikan pernyataan resmi oleh pemerintah daerah, sehingga masyarakat harus bertindak bagaimana.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur karena bersedia untuk menjadi tuan rumah bagi acara ini (Pengurangan Resiko Bencana_red) yang rencananya akan dihadiri sekitar 3500 orang , baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa gubernur dan beberapa pejabat di kabupaten yang daerah memang rawan bencana juga akan datang,” bebernya.(coy)