kupasbengkulu.com – Membicarakan permasalahan sampah di sepanjang pantai Kota Bengkulu memang tak ada habisnya. Berbagai program digalakkan, namun tetap saja kawasan pantai dipenuhi sampah, terkhusus yang bersumber dari bekas makanan maupun minuman yang dijual pedagang seputar pantai tersebut.
Sekretaris BLH Kota Bengkulu, Ir. Eka Rika Rino, MM, mengungkapkan untuk menanggulangi hal tersebut sebaiknya dibentuk kembali asosiasi pedagang pantai yang dulu pernah dilakukan. Asosiasi tersebut tidak hanya mengurusi permasalahan pedagang saja, namun bertanggung jawab pada kebersihan selaku “penghuni” kawasan pantai.
“Dulu pernah ada asosiasi pedagang pantai bekerjasama dengan Dinas Kebersihan. Jadi mereka bertanggung jawab me-manage lapak-lapak jualan, juga sampah-sampah yang dihasilkan. Tapi memang konsekuensinya mereka harus membayar iuran, karena itu termasuk rute ekstra di Dinas Kebersihan. Jadi kondisi pantai bersih, tidak penuh sampah seperti sekarang,” katanya, Kamis (05/06/2014).
Sampah-sampah yang berserakan di sekitar pantai kebanyakkan adalah sampah bekas kelapa muda yang dijual pedagang. Sampah tersebut susah untuk ditangani. Selama ini yang dilakukan petugas hanya membakar dan menimbun saja.
“Dulu memang pernah ada konsultan yang menawarkan pengadaan mesin penghancur untuk sampah-sampah kelapa itu. Jadi bisa dihancurkan menjadi serbuk-serbuk. Kalau sekarang kan hanya dibakar atau ditimbun saja. Kalau itu dibakar akan menyisakan arang, sedangkan kalau ditimbun saat air pasang sampahnya bisa berserakan lagi,” imbuhnya.
Eka berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas terkait permasalahan sampah di kawan pantai Kota Bengkulu.
“Harapannya pemerintah bisa mengambil langkah tegas dan mencari solusi untuk permasalahan ini. Selain itu perlu kesadaran dari pedagang maupun pengunjung pantai untuk ikut bertanggung jawab akan kebersihan pantai,” tutupnya.(val)