Kamis, April 18, 2024

Dapat Inspirasi di Indonesia, Pria Ini Miliki Harta Rp 15 Triliun

Nick Woodman/foto:insert istimewa
Nick Woodman/foto:insert istimewa

Hobi surfing membawanya ke Indonesia pada usia 26 tahun. Dia mencoba derasnya ombak di Bali. Untuk memotret aktivitas surfingnya, Woodman mengikat kamera 35mm ke tangannya dengan karet gelang.

Dari pengalamannya, kesusahan memotret dirinya saat sedang beraksi bercumbu dengan ombak. Kalaupun mau alat seperti itu yang profesional, harganya di pasaran sangat mahal. Untuk peselancar amatiran seperti dia tentu enggan merogoh kocek dalam-dalam.

Dari Bali itulah inspirasinya muncul. Dia mengembangkan sejenis sabuk yang mengikat kamera ke tubuh, sebelum kemudian menciptakan kameranya. Sebagai modal awal dia menjual kalung kerang yang dibeli di Bali seharga USD 1,9 atau sekitar Rp 20.000 laku USD 60 atau sekitar Rp 700 ribu. Dia pinjam uang ibunya USD 35 ribu dan uang ayahnya USD 200 ribu sebagai modal awal perusahaan hingga sebesar sekarang.

Sukses Karena Menekuni Hobi

Pada akhir masa SMA, Woodman masih seperti remaja Amerika lainnya yang bermain bisbol atau football. Namun kemudian dia merasa saatnya menekuni hobi dengan serius yaitu berselancar. Woodman memutuskan kuliah di University of California, San Diego karena kedekatan kampusnya dengan pantai.

Sambil kuliah dia bisa meneruskan hobinya surfing. “Passion anda adalah petunjuk jalan yang paling nyata,” kata Woodman dikutip Forbes. Dia mengetes pengikat di pergelangan tangan dengan kamera yang sudah ada selama lima bulan di Indonesia dan Australia. Setelah uji coba berhasil kemudian perusahaannya mengembangkan kamera, casing dan tali pengikat.

“Ketika saya meninggalkan olahraga tim, menekuni surfing, dan juga menekuni pesawat radio kontrol, gadget serta semua yang saya suka. Itulah yang membawa saya hingga GoPro terwujud,” kata Woodman.

Bangkit dari Kegagal

Sebelum menciptakan GoPro, Woodman pernah punya dua start up dan gagal dua-duanya. Kegagalan pertama datang pada 1999 saat dia mendirikan platform game Funbug yang mendapat modal dari investor senilai USD 3,9 juta pada era booming dotcom. Angka sangat besar untuk anak seusia Woodman. Tapi proyek itu gagal seiring pecahnya gelembung dotcom pada 2001.

Start up keduanya adalah EmpowerAll.com, menjual barang elektronik dengan margin untung sekitar Rp 20 ribu per biji barang. Proyek ini juga gagal karena barang-barangnya tak laku.

Ketakutan untuk gagal kembali membuat Woodman serius mengembangkan GoPro. Dia bekerja 18 jam sehari sebelum produk pertama kamera lensa 35 mm GoPro keluar perdana September 2004.

Pintar Menjual

Kemampuan Woodman menjual produk ikut berandil besar dalam sukses GoPro. Woodman tahu cara mendekati pembeli dan barangnya laku. Dalam mendanai tahun-tahun pertama GoPro dia menjual tali pengikat dari Indonesia yang laku 50 kali lipat di Amerika. Dia mengendarai VW Bus tahun 1971 keliling pantai di Amerika agar orang mau membeli barangnya.

“Saya bisa menjual barang yang saya yakini akan laku. Tetapi saya tidak bisa menjual barang yang saya sendiri tidak yakin akan laku,” kata Woodman.

Strategi awalnya dengan menjual kamera di pameran produk sports. Pada tahun pertamanya GoPro untung USD 150 ribu atau Rp 1,7 miliar. Angka sangat besar untuk anak 28 tahun.

Terus Mengembangkan Diri atau Mati

Butuh waktu 10 tahun bagi GoPro mengembangkan produknya. Dari semula menjual kamera lensa 35mm sekarang sudah pada kualitas HD. GoPro juga sudah menjual video perekam digital. Masa 10 tahun itu dilewati dengan tujuh kali evolusi pada kamera.

Saat pertama membuat kamera film 35mm, Woodman sudah sadar untuk suatu saat masuk era digital. Woodman menyadari tanpa berkembang dan berinovasi dengan produk baru, perusahaannya akan mati.

Mencari inspirasi di Bali, Woodman yang kini tinggal di California bersama dua putra tinggal menikmati hartanya yang berlimpah.

Merdeka.com

Related

Cerita Sedih Irma June Dibalik Lagu Do Your Best yang Jadi Theme Song From Bali With Love

Kupas Musik - Kemerduan vokal yang dimiliki penyanyi legendaris...

AM Hanafi Sang Perlente Kawan Soekarno yang Disambut Fidel Castro

AM Hanafi (kiri) bersama Fidel Castro (kanan), Foto: Dok/margasarimaju.com AM...

Menjadi yang Terbaik Tak Perlu Menjatuhkan Pihak Lain

Inspiratif, kupasbengkulu.com – Seorang Guru membuat tangga 10 injakan, lalu...

Beni Ardiansyah Direktur WALHI Bengkulu Terpilih ” Keadilan Itu Harus Direbut”

Kota Bengkulu,kupasbengkulu.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu...

Otna Pilih Hidup Diatas Sampan Reot dan Air Payau Daripada Hidup Menjadi Budak

Kota Bengkulu,Kupasbengkulu.com -  Petang itu suasana di sudut Pesisir...