
Bengkulu Selatan, kupasbengkulu.com – Mungkin sebagian warga di Kabupaten Bengkulu Selatan, telah mengetahui masakan yang berada di tepi sungai Air Delegau?. Selain menyajikan masakan yang mampu ‘Menyihir’ pengunjung untuk kembali datang, di lokasi ini juga disuguhi dengan pemandangan yang menajubkan.
Untuk menikmati masakan ini, ada bisa langsung menyambangi Desa Muara Pulutan Kecamatan Seginim. Sebab di lokasi tersebut, warga setempat telah mendirikan 20 pondok masakan khas Bengkulu Selatan.
Suguhan masakan tersebut, di kemas secara tradisional. Ada pun menu yang disuguhi kepada pelanggan, mulai dari nasi ibat (bungkus daun pisang_red), sayur ikan sungai muali dari ikan Plus, Palau, garing atau cengkak, Semah, Mungkus, Segheni, kepiat, Sepipiah dan lain-lain).
Tidak hanya itu, lidah pengunjung juga ‘digoyang’ dengan rebusan ulam khas pedesaan, Mulai dari petai, kuwau, lepang, pucuk ubi, dan jengkol muda.
Saat menyantap makanan tradisional tersebut, pengunjung juga menikmati suara gemericik aliran sungai Delengau serta hawa yang sejuk membuat makan di pondok tersebut semakin lahap.
Pondok yang dibangun dengan menggunakan bambu ini, membuat suasana pedesaan semakin terasa. Terlebih lagi, pemilik pondok membuat secara lesehan.
Dengan masakan dan lokasi tempat yang dibuat secara tradisional itu, membuat para konsumen dan pelanggan, baik dari kabupaten Bengkulu Selatan maupun luar Bengkulu Selatan, ingin selalu merasakan masakan di pondok ini. Bahkan, Bupati Bengkulu Selatan Reskan E Awaluddin emrasa dirinya kena ‘Pelet’ dengan kelezatan amsakan di lokasi ini.
”Ada 20 pondok nasi dipinggir sungai Delengau ini, sudah saya coba semua. Masakannya enak-enak semua. Saya makan disini sepertinya ketagihan terus. Apa saya kena pelet ya? Sehingga kita ingin makan di sini terus,” kata Reskan, disela-sela menyantap masakan sayur ikan plus dan ikan palau.
menariknya, di tempat ini para pedagang semuanya terlihat seperti satu keluarga besar. Sehingga setiap kali orang mau makan apalagi membawa rombongan pasti di bagi. Hal ini agar tidak ada rasa cemburu antar tetangga warung. Semua dagangannya sama-sama laku. Begitupun dengan rombongan Bupati yang datang hingga puluhan orang ini setiap warung hampir semua terisi.(***)
Penulis : Fajrul Tantomi, Kabupaten Bengkulu Selatan.