Selain membawa minuman kemasan susu kedelai, dirinya juga membawa makanan ringan berupa keripik ubi, risoles serta makanan ringan lainnya yang dikemas dalam kotak kue. Hal tersebut, dilakukan perempuan yang memiliki senyuman manis ini, untuk menambah penghasilan dari jualan yang ia jajaki setiap harinya.
”Jika susu kedelai ini saya bawa setiap hari ada 30 buah. yang kue ini hanya untuk tambahan saja,” jelas perempuan yang akrab disapa Rea ini.
Ia menceritakan, jika ada biaya dirinya ingin melanjutkan jenjang pendidikan ke universitas di Kota Bengkulu, dengan jurusan yang Tekhnik Informatika dan jurusan Bahasa Inggris. Hanya saja, harapan tersebut belum dapat digapainya lantaran mesti membantu ekonomi keluarga, yang saat ini masih membutuhkan bantuan dirinya.
”Maunya sih kuliah, ingin jadi guru. Tapi, biayanya gak ada. Semoga saja nanti ada bea siswa dan saya bisa ikut bea siswa itu dan bisa kuliah untuk menggapai cita-cita saya sebagai guru,” harap perempuan keturunan Palembang, Sumatera Selatan.
Wanita yang memiliki postur tubuh langsing ini menyampaikan, dirinya melakoni usaha ini sejak satu tahun terakhir didalam Kota Bengkulu. Saat disinggung masalah, mengapa tidak mencari pekerjaan lain, wanita yang memiliki kulit sawo matang ini menyampaikan, jika pekerjaan ini lebih mudah dijalaninya setiap hari.
”Sudah satu tahun saya berkeliling jualan. Hasil jualan upahan ini, sebagian untuk membantu orang tua, sebagian lagi untuk biaya kredit motor dan kebutuhan pribadi saya,” aku, perempuan yang memiliki hidung mancung ini.
Disinggung masalah kelebihan yang ia miliki atas paras cantiknya, Rere menyampaikan, saat menjajaki jualan miliknya memang acap kali menjadi pusat perhatian pengunjung. Tidak hanya itu, dirinya juga sudah keseringan diganggu oleh konsumen.
Meskipun demikian, wanita ini tetap melayani konsumen dengan baik. Hal tersebut, untuk melariskan jualan yang ia bawa tersebut.
”Bukan saja di sini (kantin DPRD Provinsi,red) saya dirayu. Di tempat lain juga sering diganggu seperti ini,” kisah Rea menutup pembicaraan.(**)
Penulis : Demon Fajrie, Kota Bengkulu.