rejang lebong, kupasbengkulu.com – Pencurian hewan ternak (Curnak) akhirnya benar-benar terjadi di Rejang Lebong, pasca kenaikan harga jual daging sapi.
Kali ini, Sahrul, warga Desa Cawang Lama, Selupu Rejang yang menjadi korban. Dua ekor sapi betina miliknya dibawa kabur pencuri pada hari Rabu (25/2) sekitar pukul 04.30 WIB.
Saat itu, korban tengah nyenyak tertidur. Bahkan, dua ekor sapi tersebut dipotong oleh para pelaku, tidak jauh dari kandang sapi korban. Akibatnya, korban ditaksir mengalami kerugian hingga Rp 17 juta.
Kronologis kejadian, korban terbangun sekitar pukul 05.30 WIB. Ia langsung menuju kandang sapi untuk memberi makan ternaknya. Namun, korban kaget setengah mati melihat hewan ternaknya sudah tidak berada di kandang.
Korban segera menghubungi warga sekitar untuk ikut mencari keberadaan hewan ternak tersebut. Setelah melakukan pencarian, warga menemukan tetesan darah yang diduga milik ternak korban, sekitar 200 meter dari Tempat kejadian perkara (TKP).
Setelah itu, warga dan korban melanjutkan pencarian dengan mengikuti bercak darah tersebut. Benar saja, korban dan warga akhirnya menemukan isi perut sapi yang dibuang disekitar Bendungan Musi Kejalo, dekat rumah korban. Warga dan korban juga menemukan sebilah pisau yang masih berbekas darah hewan di lokasi.
Dugaan sementara, pisau tersebut milik para pelaku yang tertinggal. Merasa dirugikan oleh ulah para pencuri, korban segera melaporkan kejadian tersebut dengan membawa beberapa barang bukti ke Mapolsek Curup untuk segera ditindaklanjuti.
Kapolres Rejang Lebong, AKBP Dirmanto melalui Kabag Ops, Kompol Rusdi membenarkan laporan tersebut lewat Polsek Curup.
Saat ini, lanjut Rusdi, petugas masih menyelidiki barang bukti. Menurut Rusdi, kejadian ini sama persis dengan kejadian yang terjadi di Desa Transat, Kecamatan Bermani Ulu, beberapa waktu yang lalu. Petugas masih menyelidiki, hubungan antara kedua kasus yang berdekatan waktunya ini.
“Kami juga mengimbau, pada warga Rejang Lebong yang memiliki hewan ternak agar lebih waspada pada aksi pencurian ternak, dalam kurun waktu terakhir sudah terjadi dua kasus dengan modus yang sama, kemungkinan karena dipicu kenaikan harga daging sapi di pasar,” demikian Rusdi.(vai)