KUPASBENGKULU.com, BENGKULU SELATAN – Kuari dan AMP milik Bupati Bengkulu Selatan di kelurahan Gunung Ayu, Kota Manna Bengkulu Selatan tidak lagi beroperasi. Hal ini buntut dari konflik antara pemiliknya bersama sopir truk dengan warga RT 17, kelurahan Ibu, kota Manna, Minggu (21/6/2015) yang lalu.
Selain pemberhentian operasi dan produksi, hingga saat ini anak Bupati Bengkulu Selatan berinisial BW dan Ro serta Re masih ditahan di Mapolres Bengkulu Selatan atas dugaan penganiayaan anggota Kodim 0408 Manna dan Yama anggota Polres Bengkulu Selatan, serta Yogi salah satu warga Jalan Letnan Muhiba.
Ketua DPRD Bengkulu Selatan Yevri Suidanto berpendapat, keributan itu terjadi lantaran warga belum menerima sepenuhnya keberadaan kuari itu. Sedangkan terbitnya perizinan kuari seharusnya setelah adanya kajian lingkungan yang matang dari dari pihak kantor Lingkungan Hidup (KLH) Bengkulu Selatan.
“Adanya penolakan dari masyarakat hingga berujung keributan tersebut, itu pertanda kajian lingkungan dari pihak KLH tidak maksimal,” kata Yevri.
Ditambahkan Yevri, sebelum memberikan rekomendasi kepada pihak pertambangan untuk mengeluarkan izin kuari. Hendaknya pihak KLH BS harus terlebih dahulu melakukan kajian lingkungan dengan memperhatikan berbagai aspek terhadap lingkungan sekitar.
“Jika kajian sudah tuntas dan masyarat tidak ada yang menolaknya. Barulah mengeluarkan hasil kajian itu kepada pihak bertambangan. Sehingga keluarlah perizinan kuari tersbut,” terangnya.
Adanya pemanggilan dan pemeriksaan terhadap epala dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Pertambangan ESDM dan kepala KLH Bengkulu Selatan oleh penyidik Polres terkait keberadaan kuari, hingga saat ini masih dipasang police line oleh polisi, dirinya enggan berkomentar. “Hal itu wewenang penyidik, no comment lah,” pungkas Yevri. (tom)