kupasbengkulu.com, Kepahiang – Dimulai dari peserta sidang musyawarah daerah (Musda) DPD KNPI Kepahiang IV yang hanya mengaku sebagai pemuda Kepahiang dan tidak tahu menahu dengan nama OKP, serta tidak adanya ketegasan dari pimpinan sidang, disebut-sebut sebagai pemicu dari pelemparan mikrofon juga kursi dalam Musda yang berlangsung pada Sabtu malam (17/1/2015).
Kericuhan ini, diakui telah diperkirakan oleh banyak peserta, mengingat interupsi dari peserta yang seolah-olah tidak pernah ada habisnya. Sedangkan peserta musda yang sudah cukup membuat sesak ruang sidang, diketahui banyak dari OKP yang berdasarkan tata tertib tidak memiliki hak suara.
“Jangan akomodir mereka yang berasal dari OKP tidak jelas. Ini demi kelancaran Musda,” tegas Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kepahiang, Irwansyah.
Interupsi selanjutnya, berasal dari Ketua GP Ansor Kepahiang, Supran Efendi. Ia juga meminta agar pimpinan sidang Musda secara tegas mengeluarkan peserta yang berasal dari OKP tidak jelas atau tidak memiliki hak suara.
“Agar Musda bisa berjalan lancar dan tertib, hendaknya pimpinan sidang bisa tegas mempersilakan peserta dengan OKP tidak jelas keluar dari ruang sidang,” kata Supran.
Sementara terjadinya pelemparan mikrofon oleh salah seorang peserta, membuat suasana Musda semakin memanas hingga berujung pada kericuhan. Terduga pelempar mikrofon, akhirnya diamankan oleh pihak kepolisian yang bertugas mengamankan Musda KNPI.
Sesaat terduga pelempar mikrofon diamankan, Kapolres Kepahiang AKBP Iskandar ZA langsung mencabut izin keamanan dan Musda dibubarkan.
“Musda kita tunda hingga waktu belum dapat dipastikan,” sampai Riki Susanto selaku caretaker Ketua KNPI Kepahiang.(slo)