kupasbengkulu.com – Ibu Sarida alias Bu Ndut (48), pedagang di lokasi pantai zakat Bengkulu mengeluhkan kondisi pantai Jakat yang kini tak sebersih dan seindah dulu. Hamparan pasir yang dahulu bersih dan sedap dipandang mata, kini sudah sangat kotor oleh sampah-sampah yang berserakan dimana-mana.

“Dulu pantai ini bersih, indah, enak dipandang mata. Tapi sekarang, lihatlah, sampah-sampah berserakan seperti itu. Padahal pantai ini satu-satunya pantai tempat pemandian di Bengkulu. Banyak pengunjung datang dari luar Bengkulu, ada yang datang dari Jakarta dan Cirebon, masa kita gak malu’’, Ujar Bu Ndut.

Bu Yuni (30), seorang Ibu pemilik jasa layanan tempat bilas dan toilet pantai Jakat Kota Bengkulu juga menerangkan, bahwa saat ini tidak ada lagi petugas yang membersihkan pantai tersebut.

“Dulu memang ada petugasnya. Honornya Rp700.000,- per bulan. Dana kebersihan itu diambil dari sumbangan kami-kami para pedagang di pantai ini. pedagang diminta sumbangan sebesar Rp5.000,- per orang. Tapi sekarang petugas itu sudah tidak ada. mungkin karena pekerjaannya terlalu berat, gajinya juga kecil. Fasilitas untuk buang sampah juga gak memadai, Cuma ada cangkul dan gerobak. Truk sampah nggak pernah ke sini,” ungkapnya, kesal. (cr2)