Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Ketidakstabilan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari harga yang semula melejit, kemudian mengalami penurunan sebanyak dua kali, berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok yang ada di pasaran, termasuk beras. Hal itu menyebabkan Bulog tak henti-hentinya menggelar Operasi Pasar (OP) sejak pertengahan Desember 2014, hingga saat ini telah terjual sebanyak 800 ton.
“Bulog akan terus menggelar OP sampai harga beras di pasaran stabil. Kita jual Rp 7.500 dari harga normal kualitas medium Rp 8.000-8.500 di pasaran, dikemas dalam ukuran 2 kg, 4 kg, dan 6 kg,” ujar Kabag Humas Bulog, Eriswan, Selasa (20/01/2015).
Disebutkan Eriswan, sejauh ini OP hanya dilakukan di Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang saja. Hal ini dikarenakan daerah lain belum mengajukan permohonan untuk digelar OP di daerah masing-masing.
“Sementara, baru Kepahiang yang sudah mengajukan, realisasinya juga sudah berjalan. Di kabupaten lain belum ada permintaan untuk menggelar OP, mungkin harga cukup stabil di sana,” katanya.
Tidak hanya itu, Eriswan menyebutkan kemungkinan masih tingginya harga beras di pasaran bukan hanya karena dampak naik turunnya harga BBM, melainkan juga karena belum musim panen, sehingga diperkirakan pertengahan Februari baru akan benar-benar stabil. Sejauh ini stok beras yang masih tersedia di Bulog sekitar 8.000 ton, cukup untuk empat bulan ke depan.
“Para petani belum panen, makanya tidak bisa langsung menurunkan harga. Ini akan perlahan turun, yang jelas kita masih punya stok sampai empat bulan ke depan,” demikian Eriswan.(val)
(Baca juga : ‘Kalau Harga Masih Tinggi, Kita Lakukan Operasi Pasar’)