Bengkulu, KupasBengkulu.com– Baitil Zakaria (48), pria asal Sumatera Selatan ini terus bertahan hidup di Kota Bengkulu, dengan mengais sampah, seperti ditemui di Jalan Gelatik Lingkar Barat, Kota Bengkulu.
Ini dilakukan karena dirinya tak memiliki pekerjaan lain, sementara kebutuhan keluarga harus dipenuhi.
“Untuk kerja lain pernah dicoba, namun masih kurang untuk kebutuhan keluarga saya. Dalam sehari kalau lagi ramai, karung isi botol plastik bisa dapat empat karung. Paling- paling uangnya hanya 14 ribu rupiah,” kata Baitil saat mencoba beristirahat sejenak.
Saat mengais dikotak sampah dekat Mapolda Bengkulu dan tiodak sendiri. ia selalu ditemani Istri dan kelima Anaknya yang setia menunggu di trotoar, tepat berada didepan kotak sampah yang dikaisnya. Keluarganya setia menunggu, hanya dengan beralaskan karpet lusuh.
“Anak saya saat ini lima orang. Yang empat sudah tidak sekolah. Kalaupun mereka mau sekolah, mungkin sekarang sudah tidak berniat, karena memang keadaan ekonomi kami yang tidak memungkinkan untuk sekolah. Itulah sebabnya mereka menunggu saya disini,” kata Baitil dengan raut muka tegarnya.
Saat ini katanya, ada satu anaknya yang masih bersekolah, sekarang baru kelas 1 SD.
Baitil menolak untuk menjadi pengemis, karena dirinya masih mampu untuk menghidupi keluarganya. Walau hanya dengan mengais sampah.
“Kalau untuk mengemis tidak akan. Saya punya rumah di Pagar Dewa, tapi sering ditinggal, karena barang (Sampah-red) banyak jadi terpaksa kami tinggalkan,” jelasnya.
Dalam kesehariannya mengais sampah, tak jarang Baitil bersama keluarga terpaksa berhujan, karena Pohon Kelapa Sawit yang digunakan sebagai atap, tak bisa melindungi keluarga dari terpaan hujan. “Kalau hujan kami berhujan disini. Kalau toko di depan itu tutup, kami biasa berlindung disana”.(cr5)