kupasbengkulu.com – Hujan interupsi oleh saksi peserta pemilu kembali terjadi pada rapat pleno di KPU Bengkulu Selatan (19/04/2014) malam, kali ini interupsi kebayakan terjadi saat pembacaan rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten kota
Yang sangat menarik perhatian, keberatan yang disampaikan dari saksi partai Gerindra dan partai PDIP, seperti yang disampaikan oleh saksi dari Partai Gerindra, Tambang, bahwa penyelenggaraan pleno di tingkat Kecamatan Manna adalah cacat hukum.
Dijelaskan Tambang, sebagai saksi dari partai Gerindra, dirinya tidak diperbolehkan untuk ikut masuk kembali pada waktu proses pleno lanjutan , setelah dia menandatangi keberatan untuk melanjutkan pleno di Kecamatan Manna.
“Hasil pleno di Kecamatan Manna tidak merunut dengan peraturan-peraturan penyelenggaraan pemilu, sehingga pleno di Kecamatan Manna meragukan, dan cacat demi hukum, kami menolak hasil penetapan suara yang dilaksanakan di tingkat Kecamatan Manna,” tegas Tambang.
Menurut Tambang, penetapan hasil penghitungan suara tersebut, seharusnya diumumkan secara terbuka di tempat-tempat umum, tetapi kenyataannya tidak dipublikasikan, padahal itu ada dananya tersendiri.
Di pihak lain, Ketua PPK Kecamatan Manna, Sumirhan, dalam sanggahannya menyampaikan pada saat rapat, dijelaskannya ketika itu saksi dari partai Gerindra menyatakan tidak akan mengikuti pleno di Kecamatan Manna, dan hampir semua saksi pada saat itu keluar, yang masih ikut sampai selesai rapat pleno hanya saksi dari partai PKS, partai Demokrat dan saksi Hanura.
“Yang lainnya menyatakan keberatan dan membuat surat pernyataan keberatan untuk tidak lagi mengikuti rapat Pleno di Kecamatan Manna,” ungkap Sumirhan di depan rapat Pleno KPU.
Ketua KPU Bengkulu Selatan, mengungkapkan mayoritas saksi menyetujui hasil pleno. Akhirnya menetapkan, pleno rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk kecamatan Manna dapat disahkan.(tom)