kupasbengkulu.com – Angin kencang dan gelombang tinggi membuat ratusan nelayan di Dusun Pondok Kelapa II, Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah menghentikan aktivitas melaut mereka.
Puluhan perahu terlihat bersandar di muara sungai lemau. Aktivitas di tempat pelelangan ikan (TPI) juga sepi.
Salah seorang nelayan yang ditemui kupasbengkulu.com saat menjahit jaring di rumahnya yang tidak jauh dari TPI, Zairi mengatakan bahwa aktivitas melaut nelayan di pantai Loncor atau pantai Pondok kelapa memang melemah sejak dua bulan lalu.
“Kalau saya sudah dua bulan berhenti dulu melaut, karena tidak mau ambil resiko. Sekarang gelombang itu geloro (cepat pasang surut) jadi berbahaya kalau tetap membawa kapal” katanya kepada kupasbengkulu.com (17/9/2014).
Ia juga mengatakan bahwa dua minggu lalu ada nelayan yang nekat melaut meski gelombang tinggi. Akhirnya kapal nelayan tersebut nyaris karam.
Peristiwa tersebut membuat jera seluruh nelayan di sini untuk melaut sementara waktu hingga gelombang dan angin kembali normal.
Zairi juga melanjutkan bahwa pekerjaan sebagai nelayan yang sangat bergantung kepada alam ditambah keadaan cuaca serta iklim yang tidak lagi beraturan dalam setahun, membuat beberapa nelayan alih profesi menjadi penambang pasir atau menjadi kuli.
Jika biasanya dalam sehari sekelompok nelayan bisa mendapat pengahsilan bersih Rp 2 juta. Maka kini mereka harus memutar otak kembali untuk menambah penghasilan demi menghidupi keluarga.
“Seharusnya sekarang musim ikan kape kape, harganya mahal itu. Tapi karena tidak berani melaut hilang kesempatan kita. Kami berharap angin dan gelombang kembali norma supaya bisa melaut lagi” pungkas Zairi berharap.(cr10)