TAUSIAH UJH, kupasbengkulu.com – Tidak dianjurkan hidup membujang atau istilah sekarang jomblo seumur hidup. Nih hadits yang membicarakan larangan membujang
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
رَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ التَّبَتُّلَ ، وَلَوْ أَذِنَ لَهُ لاَخْتَصَيْنَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengizinkan ‘Utsman bin Mazh’un untuk tabattul (hidup membujang), kalau seandainya beliau mengizinkan tentu kami (akan bertabattul) meskipun (untuk mencapainya kami harus) melakukan pengebirian.” (HR. Bukhari no. 5073 dan Muslim no. 1402).
Baca Juga :“Istri Yang Cerewet” (Seribu Hancurnya Rumah Tangga)
Meski dilarang hidup membujang bukan berarti harus buru-buru menikah. Sebab perlu persiapan. Jasmani dan rohani yang matang untuk menikah. Sebab kalau buru-buru menikah dan tidak begitu mengenal calon isteri akibatnya rumah tangga bisa oleng bahkan tidak tertutup kemungkinan akan bubar, cerai.
Salah satu wanita yang menurut Imam Al Ghazali tidak baik dipinang buat calon isteri adalah. Tipe wanita yang disebut dengan Al Annanah. Menurut Al Ghazali Al Annanah adalah wanita yang suka mengeluh dan mengadu.
Dapat dibayangkan bila rumah tangga selalu dipenuhi keluhan. Pagi, siang, sore hingga malam. Susah sedikit saja mengeluh. Suami terlambat menjemput mengeluh.
Belum tercapai apa yang mau dibeli mengeluh. Tipe wanita yang tidak pernah peduli kepada kemampuan dan kondisi suami, bukan cuma mengeluh.
Kata Al Ghazali wanita tipe An Nanah juga tipe wanita pengadu. Apa saja dilaporkan, yang bisa ditangani, yang mampu dikerjakan meski dia bisa mengerjakannya sendiri dan sudah selesai tetap menjadi bahan aduan atau Bahan laporan.
Apalagi kalau dia tidak bisa melakukannya. Tentu kadang sebelum menikah sifat-sifat buruk masing-masing cenderung ditutup-tutupi. Yang muncul hanya baik-baiknya saja. Islam mengenal istilah Ta’aruf, atau perkenalan.
Maka itu Islam membolehkan kita bertanya kepada tetangga calon isteri calon suami tentang sifat-sifat sehari-hari calon yang akan dipinang. Agar bila diketahui akan menjadi pertimbangan bagi kita buat melanjutkan ke jenjang rumah tangga.
Nah, yg jadi masalah ini sudah kadong terlanjur. Belum tanya sifat-sifat calon isteri langsung ke jenjang rumah tangga. Setelah berumah tangga baru ketahuan ternyata isteri memiliki sifat Al Annanah. Apa solusinya. Jangan buru-buru memutuskan untuk berpisah atau bercerai.
Pelajari dulu baik-baik. Apakah isteri kita mengeluh punya dasar yang kuat atau memang suka mengeluh. Boleh jadi dia mengeluh krn kita sebagai suami yang tidak bertanggung jawab.
Bila demikian, wajar dia mengeluh. Bila sudah kita tunaikan tugas dan tanggung jawab secara baik. Isteri masih mengeluh. Masih ada jalan lain. Yakni bawa isteri kita ke pengajian. Ajak isteri kita konsultasi dengan orang-orang alim.
Ajak isteri kita diskusi secara baik. Musyawarahkan dalam dua keluarga secara bijak. Tuntun isteri kita agar mudah dan selalu bersyukur dengan apa yg kita punya dan kita miliki. Ajak isteri mendalami agama secara kaffah.
Namun bila semua jalan sudah ditempuh ternyata watak dan tabiat isteri tak juga berubah maka semuanya berpulang kepada sang suami. Sebab suami adalah kepala rumah tangga. Semoga isteri kita adalah isteri yang pandai bersyukur dan rumah tangga kita selalu sakinah mawaddah warahmah. Aamiin.(**)
Salam UJH