kupasbengkulu.com – Selama dua tahun terakhir, Dale Decker menderita karena mengalami 100 orgasme setiap hari.
Pria 37 tahun ini mengungkapkan kelainan dirinya yang disebut sindrom stimulasi genital berkelanjutan ini.
Ia mengalami kondisi ini pada September 2012 setelah sebuah piringan sendi pada punggungnya bergeser saat hendak bangkit dari tempat duduk.
Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit ia mengalami lima orgasme.
Menurut literatur kesehatan, trauma terhadap saraf pelvic bisa memicu hypersensitivity (sensitivitas berlebihan) pada area tersebut.
Kondisi ini membuat dirinya dan keluarganya mengisolasikan diri karena takut mengalami orgasme di depan publik.
“Bayangkan saat kita berlutut di hadapan peti mati sayah kita untuk mengucapkan selamat tinggal dan kemudian kita mengalami sembilan kali orgasme tepat di tempat itu,” kata Decker.
“Ketika seluruh anggota keluarga kita berdiri di belakang kita. Semua itu membuat kita tak akan pernah mau lagi mengalami orgasme sepanjang hidup kita.
“Tak ada yang menyenangkan dengan kondisi ini karena meski secara fisik mungkin terasa enak, kita sepenuhnya merasa jijik dengan apa yang terjadi.”
“Jika kita di depan publik, di depan anak-anak kita, hal itu sangat menjijikan.
“Saya pernah mengalaminya di sebuah pasar swalayan dan saat ada sekitar 150 orang menatap saya. Jadi, kenapa saya harus pergi dari rumah jika sesuatu seperti itu bisa terjadi.”
Decker tinggal di Two Rivers, Wisconsin, bersama istrinya, April, dan kedua putra mereka, Christian (12 tahun) dan Tayten (11 tahun).
Sang istri mengatakan kondisi suaminya telah menyulitkan keluarga mereka.
“Kami benar-benar kesulitan saat ini karena ia tak bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarganya dan saya merasa beban itu kini berada pada diri saya,” kata April.
“Ini benar-benar menyedihkan, kami tak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan suami istri.
“Terkadang ia mengalami hal it terus menerus sepanjang malam sehingga kami memutuskan pisah ranjang.
“Saya sangat merindukan Dale yang dulu, dan saya berdoa sosok itu akan kembali kepada saya.
“Barangkali para dokter akan menemukan obatnya. Saya tak tahu. Saya hanya berharap mereka menemukannya.”
Meski sering mengalami ereksi, Decker dan istrinya jarang melakukan hubungan seks.
“Terkadang kami melakukannya tapi itu sangat menyusahkan bagi kami,” kata Decker.
“Saya sudah membaca banyak buku mengenai kondisi ini dan menemui sejumlah dokter, tapi tak ada yang bisa membantu saya. Saya tak tahu apa yang akan saya lakukan.” ujarnya.
tempo.co