Bengkulutengah, kupasbengkulu.com – Aktivitas di gudang pinang kering yang terletak di Desa Pekik Nyaring, Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah ini terdengar sunyi. Hanya obrolan santai dalam bahasa Jawa beberapa pekerja perempuan yang bertugas menyortir pinang sesekali terdengar.
Salah satu dari pekerja itu adalah Mariyem, ia tinggal di Unit II, Desa Pekik Nyaring. Diusianya yang menginjak kepala lima, nenek 3 cucu ini tetap bersemangat melakoni pekerjaannya tanpa kenal lelah.
“Saya paling tua di sini mbak, kerjaan ini kayaknya santai tapi kita sering sakit pinggang. Lha orang kita duduk seharian buat milih pinang” katanya sambil terus bekerja.
Mariyem mengaku ia menerima upah Rp 30 ribu per hari setelah seharian duduk menyortir pinang.
Semua ia lakukan tanpa mengeluh, baginya uang upahnya dalam sehari sudah ia syukuri karena bisa untuk makan.
“Kita harus bersyukur, upahnya bisa buat makan, bersyukur karena bisa bekerja” lanjutnya.
Hari ini ia menceritakan bahwa ia dan teman temannya baru saja melewati makan siang. Menu makan siang mereka cukup sederhana namun sehat.
“Saya bawa tadi nasi lauk ikan goreng sama tumis kangkung. Enak lho mbak. Si mbaknya telat coba tadi ke sini pas kami makan, bisa ikutan,” ia meneruskan bercerita kepada jurnalis kupasbengkulu.com sambil tertawa kecil.
Banyak cara orang untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan pangan mereka. Yang terpenting adalah menu sehat dan halal, meskipun harus didapat dengan bekerja keras.
Esok adalah hari pangan sedunia. Semoga masyarakat Bengkulu Tengah telah menikmati pangan yang bergizi dan menyehatkan.
Penulis: Evi Valendri