kupasbengkulu.com – Dr. Ir. Yudhi Harini Bertham, dosen Fakultas Pertanian yang peduli lingkungan akhirnya mendapat hak paten dari pupuk hayati hasil risetnya selama 13 tahun.
“Saya telah menggeluti riset ilmu tanah sejak tahun 2000 saat masih kuliah pascasarjana (S2). Akhirnya pada tahun 2013 lalu hasil riset saya sudah dipatenkan oleh Direktorat Perguruan Tinggi (DIKTI)”, ungkapnya.
Produk pupuk hayati yang telah dipatenkan ini yaitu : Mikoriza Arbuskula, Rhizobium, dan Pupuk pelarut phosphat.
“Pupuk hayati memilki keunggulan-keunggulan tersendiri dibandingkan pupuk kimia. Pupuk hayati, selain lebih murah, juga ramah lingkungan dan tidak merusak tanah”, jelasnya.
Menurutnya, residu (limbah) dari pupuk hayati dapat diolah kembali menjadi pupuk hayati yang masih memberi manfaat bagi kesuburan tanah. Sedangkan pupuk kimia yang dipakai berlebihan dapat merusak tanah, sehingga dapat merugikan lingkungan.
Ia sudah banyak melakukan sosialisasi mengenai pupuk hayati ini ke berbagai daerah, di antaranya Curup, Kabawetan, Pondok Kelapa, Kota Bengkulu, dan beberapa tambang batubara di provinsi Bengkulu.
“Penerapan pupuk hayati di pertambangan adalah untuk meminimalisir keracunan logam berat pada tanaman yang tumbuh di bekas pertambangan batubara”, jelasnya lagi.
Sedangkan penerapan pada tanaman pertanian adalah untuk memperbaiki struktur tanah supaya tanaman bisa tumbuh lebih subur dan produktif.
“kami belum memproduksi ini secara besar-besaran disebabkan keterbatasan tempat. Namun, beberapa pihak sudah memesan pupuk hayati ini untuk digunakan di perkebunan mereka”, tambahnya.
Nah, para pembaca dan pecinta lingkungan, jika anda ingin tau lebih dalam tentang pupuk hayati yang ramah lingkungan ini, dapat menghubungi Dr. Ir. Yudhy Harini Bertham di kantor Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.(cr2)