kupasbengkulu.com- Meskipun awalnya sempat mendapatkan cemoohan dan dianggap gila, Sabur (45), warga Desa Aur Cina, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, berhasil mendirikan Sekolah Madrasah Tsanawiyah.
“Awalnya mendirikan sekolah ini, saya dan istri bersepakat menjual kebun sawit, lalu hasil penjualan kebun sawit tersebut saya sisipkan beberapa gram emas untuk isteri, selebihnya uang itu kami belikan tanah seluas se per empat hektare dan didirikan sekolah berdinding papan dan berlantai semen,” beber Sabur, Senin (21/4/2014).
Selain membeli tanah uang tersebut ia gunakan pula untuk mengurus perizinan pembuatan sekolah yang ia naungi dalam sebuah yayasan bernama “Bakti Semarak”.
Diakuinya, awal mulanya idenya yang menjual kebun sawitnya ini sempat mendapatkan cemoohan masyarakat, karena idenya ini dianggap tidak masuk akal bahkan dianggap gila. Tapi rupanya keberhasilannya mendirikan sekolah ini membuat masyarakat setempat termotivasi untuk membantunya.
“Sejak didirikan 30 Maret 2012, sekolah saat ini memiliki 50 murid tsanawiyah setingkat SMP dan 10 orang guru. Semua gurunya sarjana dan mereka bekerja ikhlas bahkan tidak digaji, kalau pun ada sumbangan dari beberapa donatur barulah mereka gajian,” tuturnya.
Meskipun dengan suasana kesederhanaan, semangat untuk tetap bersekolah bagi anak-anak di desa setempat patut diacungi jempol. Meskipun tidak mengenakan seragam layaknya pelajar SMP, bahkan banyak siswa yang tidak menggunakan alas kaki saat sekolah, tetapi para siswa tetap bersemangat.
Sejauh ini, ungkap dia, belum ada donatur resmi yang mendanai kegiatan sekolah yang hanya memiliki dua kelas ini. Ia berharap, kedepannya, sekolah ini mampu bersaing dengan sekolah lainnya, kalau ada bantuan masyarakat setempat dan donatur lainnya
Dikatakannya, Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko, sesekali pernah memberikan bantuan dana dan buku. Alangkah baiknya, jika ada donatur atau perusahaan-perusahaan besar swasta membantu dengan menjadi donatur tetap sekolah mandiri yang didirikannya.(kps)