Rabu, Juli 16, 2025

Pemdes Sukau Mergo Gelar Pra Pelaksanaan Pembangunan Desa Tahun Anggaran 2025

kupas Bengkulu – Pemerintah Desa (Pemdes) Sukau Mergo, Kecamatan Amen, Kabupaten Lebong melaksanakan kegiatan pra pelaksanaan pembangunan desa Tahun Anggaran 2025 pada Kamis (26/06/2025). Kegiatan...
BerandaKESEHATAN"Baju Batam" Aman Dibeli, Asal...

“Baju Batam” Aman Dibeli, Asal…

kupasbengkulu.com – Beberapa waktu lalu, Kementerian Perdagangan menemukan adanya bakteri yang berasal dari baju bekas impor, di Bengkulu populer dengan nama “baju Batam”, yang diketahui banyak dijual di pasaran. Pemerintah mengatakan bahwa pakaian bekas impor tidak aman digunakan karena rawan penularan sejumlah bibit penyakit.

Menanggapi hal itu, Kadis Kesehatan Provinsi Bengkulu, Amin Kurnia, membenarkan jika pakaian bekas memang mengandung bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit kulit. Meskipun begitu, baju Batam ini tetap aman diperjual belikan asalkan dengan penanganan khusus.

“Baju bekas ini memang mengandung banyak bakteri, namun bisa dihilangkan dengan cara direndam dalam deterjen selama satu malam atau direbus terlebih dahulu dengan air bersuhu 100 derajat celcius. Dengan begitu sel bakteri akan mati dan pakaian bekas bisa dipakai,” kata Amin, Senin (09/02/2015).

Amin mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum melakukan pengujian terkait hal itu karena kasus ini belum ditemukan di Bengkulu. Timnya baru akan turun setelah adanya Kejadian Luar Biasa (KLB). “

“Yang paling penting saat ini kita lakukan pencegahan, mengimbau kepada masyarakat agar mengikuti anjuran yang sudah ditetapkan. Kalau edarannya sudah keluar, kita akan lakukan sidak juga di sini,” katanya.

Dalam pemberitaan beberapa media massa nasional, Kementerian Perdagangan telah melakukan uji laboratorium terhadap 25 sampel baju bekas impor yang diambil secara acak dari Pasar Senen Jakarta Pusat yang seluruhnya mengandung bakteri dan jamur yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

Sampel yang diambil Ditjen Standardisasi Perlindungan Konsumen (SPK) adalah pakaian anak (jaket), pakaian wanita (vest, baju hangat, dress, rok, atasan, hot pants, celana pendek), pakaian pria (jaket, celana panjang, celana pendek, kemeja, t-shirt, kaos, sweater, boxer hingga celana dalam). Pengambilan sampel dilakukan pada akhir Desember 2014. Sehingga melalui hasil temuan ini dikhawatirkan juga ditemukan di daerah lain di Indonesia.

“Sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat yang mengeluhkan penyakit kulit setelah membeli baju Batam. Ini pun sebenarnya sudah diperjual belikan puluhan tahun di Indonesia. Tapi berdasarkan temuan itu, kita tetap antisipasi,” pungkasnya.(val)