Rejang Lebong, kupasbengkulu.com – Keberadaan organisasi masyarakat (Ormas) bernama Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mulai diperbincangkan di Kabupaten Rejang Lebong. Sebelumnya, ada indikasi yang menyebutkan ormas ini melakukan penyimpangan. Hanya saja, seperti yang disampaikan oleh Dandim 0409 Rejang Lebong, Letkol Kav Sugi Mulyanto melalui Pasi Intel, Lettu Botani Kennedi, pihaknya masih menyelidiki bentuk penyimpangan yang dilakukan ormas tersebut.
“Ada indikasi penyimpangan, namun kami masih akan mendalami dan menelusurinya,”ungkap Botani.
Sebelumnya, intel Kodim 0409 Rejang Lebong sempat menyambangi kantor ormas ini di kecaamatan Curup. Hasilnya, diketahui bahwa ormas ini bergerak dibidang sosial dan merekrut anak-anak dari keluarga yang tidak mampu untuk dijadikan anggota. Anak-anak inilah yang akan menjadi kader dan mengembangkan sayap ormas ini.
Hingga saat ini, tercatat ada 4 orang pendiri ormas ini di Rejang Lebong. Kesemuanya, berasal dari luar daerah, seperti Jogjakarta, Medan dan Lubuklinggau. Sedangkan jumlah anggota yang sudah berhasil mereka rekrut sebanyak 6 orang.
“Kesemuanya masih usia pelajar tingkat Sekolah Dasar(SD) dan dari keluarga yang tidak mampu,”lanjut Botani.
Kecurigaan dimulai ketika disambangi, para “murid” dari ormas ini malah buru-buru menutup laptop dan buku mereka. Menurut Botani, hal itu terkesan seperti ingin menutupi hal yang dipelajari. Selain itu, salaman antar anggota berwujud salam komando, seperti layaknya militer.
“Oleh sebab itu, kita mesti waspada dan memantaunya terus,”tambah Botani.
Rekam jejak ormas ini di daerah lain baik di tingkat pusat memang terkait ke beberapa maslah. Bahkan, informasinya ada beberapa gerakan menolak adanya ormas ini di berbagai daerah. Namun, lanjut Botani, bila ormas tersebut terbukti melanggar dan mengganggu kedaulatan negara, maka TNI siap turun tangan.
“Kalau mereka sampai melakukan pelanggaran terhadap 4 pilar bangsa, mereka berhadapan dengan kami,”tegas Botani.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Rejang Lebong, HM Naseh mengaku belum tahu persis apakah ormas tersebut bertentangan dengan hukum agama atau tidak. Karena, ia baru mengetahui hal tersebut beberapa waktu terakhir.
“Pesan saya, karena ormas itu belum jelas, sebaiknya jangan ikut-ikutan jadi aggota,”tutupnya. (vai)