
bengkulu Selatan, kupasbengkulu.com – Selama satu tahun terakhir ini petani karet di Bengkulu Selatan lebih dari setengahnya beralih menanam sawit. Hal ini dikarenakan anjloknya harga getah karet yang berkepanjangan.
“Sudah lama harga karet anjlok, mungkin sudah lebih dari satu tahun ini. Walaupun ada kenaikan tidak seberapa, sekarang ini harga karet di Bengkulu Seatan Rp 4 ribu per kilogramnya,” kata Ketua Serikat Tani Bengkulu Selatan Izurman yang juga anggota DPRD Bengkulu Selatan ini.
Dengan anjloknya harga karet yang berkepanjangan itu, kata Izurman, lebih dari 70 persen petani mengeluh dan memutuskan untuk menebangi pohon karet milik mereka sehingga beralih ke komoditi lain seperti tanaman Sawit. Padahal Tanaman karet para petani itu masih cukup produktif.
Hal ini sangat disayangkan, keluhnya, karena petani karet di Bengkulu selatan ini kembali memulai dari nol.
Menurut Ketua Serikat Tani Bengkulu Selatan itu, salah satu faktor anjloknya harga karet ini penyebab utamanya adalah, kurangnya pabrik-pabrik penampung getah karet di Provinsi Bengkulu.
“Di Bengkulu ini hanya ada 2 unit pabrik karet. Kedua Pabrik ini tidak mampu lagi menampung hasil getah karet petani se-Provinsi Bengkulu. Apalagi sekarang ini hanya satu pabrik yang masih eksis operasinya. Sementara satunya lagi sudah mulai menolak hasil karet yang diantar para toke atau pengumpul ke pabrik tersebut. Padahal petani di setiap Kabupatennya banyak yang menanam karet,” ungkap Izurman.
Dirinya berharap kepada pemerintah untuk dapat memperhatikan keluhan masyarakat khusunya petani karet.
“Kalau harga karet naik pemerintah mengatakan, itu usaha kami. Tapi kalau harga anjlok, pemerintah diam saja, dan tidak ada solusi yang diberikan kepada petani. Ya seharusnya Pemerintah mencarikan solusinya untuk mengatasi anjloknya harga karet ini,” harap Izurman.(tom)