kupasbengkulu.com – Gurita merupakan salah satu hewan laut yang paling digemari masyarakat Kabupaten Kaur, ini menjadi makanan khas Kabupaten Kaur. Selain digulai dan disambal serta dibikin sate. Masyarakat kaur juga sering mengeringkan gurita untuk dimakan. Gurita kering ini juga tahan lama sampai bertahun.
“Menu gurita sangat digemari pelanggan. Terkadang belum siang hari menu gurita sudah habis,” terang Hermi salah satu pemilik warung makan yang setiap harinya membuat menu gurita Senin (26/5/2014).
Diterangkan biasanya gurita kering dimasak dengan disambal atau digoreng. Untuk harga gurita basah dengan kering ini berbeda. Biasayna gurita basah lebih murah dibandingkan dengan gurita kering.
“Kebanyakan yang paling digemari itu sambal gurita kering,” ujarnya.
Biasanya gurita kering itu satu ekor Rp 30 ribu sampai Rp 150 ribu lebih
Ia mengatakan gurita didapat dari para nelayan, yang setiap harinya gurita selalu diantar karena sudah berlangganan.
kupasbengkulu.com mencoba memilih menu sambal gurita yang dicampur dengan pete goreng. yah, siang secara kebetulan telah tiba sementara perut sudah mulai meminta jatah makan siang.
Satu porsi nasi, es teh dan sambal gurita terhidang di depan sangat menggoda untuk segera dilahap. Gigitan pertama langsung bertemu dengan sensasi kejal daging gurita yang kaya akan mineral, semakin menambah gairah untuk melahap suapan yang dicampur dengan nasi putih hangat mengepul.
Pedas sambal, kejalnya daging gurita dan sedikit aroma pete terasa berkombinasi dalam mulut membuat lidah tak henti mengecap tiap sensasi yang dihasilkan dari menu tradisional itu.
Tak sampai hitungan 30 menit semua menu yang terhidang di meja ludes berpindah ke perut, menghasilkan keringat yang bercucur di wajah, hari semakin siang, perut terasa kenyang namun hati masih terpancing untuk menikmati lagi menu khas Kabupaten Kaur, hemmm…tunggu ya laporan kami berikutnya.(mty)