kupasbengkulu.com – Terkendala belum adanya sertifikasi laboratorium Universitas Bengkulu (UNIB), membuat universitas negeri tersebut tak jadi ikut meneliti kandungan beras Seginim yang ditengarai mengandung zat berbahaya Kadmium.
Padahal sebelumnya, melalui Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, disebutkan bahwa UNIB termasuk BPOM juga turut diminta melakukan pemeriksaan beras Seginim.
“Memang kami didatangi oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan, beliau meminta agar UNIB ikut menguji beras Seginim yang ditengarai mengandung zat berbahaya Kadmium. UNIB sebenarnya bisa-bisa saja melakukan pengujian itu, hanya saja yang menjadi kendala laboratorium UNIB belum bersertifikat,” ujar Rektor UNIB, Ridwan Nurazi, Kamis (24/03/2016).
Menurutnya sejauh ini laboratorium tersebut digunakan hanya untuk memfasilitasi kegiatan mahasiswa saja, sehingga pihaknya belum mengurus masalah sertifikasi laboratorium UNIB.
“Ini menjadi tantangan ke depan kami. Tapi untuk sekarang bukannya kami menolak, tapi dikhawatirkan hasilnya tidak diakui sama dengan pada saat kami menguji Rumah Sakit Tiara Sella yang bermasalah beberapa waktu lalu. Hasil penelitian UNIB dipatahkan dengan mengatakan hasil ini tidak sah karena belum bersertifikat. Padahal waktu diuji dengan laboratorium bersertifikat, hasilnya sama dengan pengujian laboratorium UNIB,” terangnya.
Dia mengatakan ini menunjukkan sesungguhnya UNIB memiliki kemampuan yang tidak perlu diragukan. Hanya saja perlu mengambil langkah ke depan untuk menjadikan hasil laboratorium yang dikeluarkan UNIB diakui legalitasnya.
“UNIB punya kemampuan hanya belum diakui. Ini yang ke depan kita upayakan sehingga kita juga ikut memberikan kontribusi lebih bagi daerah,” tandasnya. (val)