lebong, kupasbengkulu.com – Setelah sekian lama tak terawat kondisi rumah adat lebong yang terletak di Desa Gunung Alam sangat memprihatinkan. Kondisinya saat ini tidak berbeda dengan rumah yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya, tidak terurus dan rumput sudah tumbuh tinggi. Di beberapa bagian, dinding rumah tersebut sudah rapuh, atapnya pun sudah banyak yang bocor.
Akan tetapi, pada tahun anggaran 2015, rumah adat yang menjadi simbol Kabupaten Lebong itu mendapat angin segar. Pasalnya, Ketua DPRD Lebong, Teguh Raharjo EP mengakui bahwa dana untuk rehab rumah adat tersebut sudah dianggarkan.
“Iya, dana untuk rehab rumah tersebut tahun ini sudah dianggarkan. Dananya kurang lebih Rp 150 juta. Jangan sampai simbol Kabupaten kita ini hanya tinggal menjadi kenangan,” ujar Teguh saat ditemui kupasbengkulu.com.
Dikesempatan yang sama, Teguh menjawab adanya polemik yang berkembang di masyarakat bahwa rumah adat yang ada di Kampung Muara Aman atau di depan tugu bukanlah rumah adat. Dirinya menegaskan rumah adat Lebong yang sebenarnya berada di Desa Gunung Alam Kecamatan Pelabai.
“Nah perlu saya tekankan, rumah adat Lebong yang sebenarnya itu berada di Desa Gunung Alam. Kalau yang di depan tugu (Kampung Muara Aman, red) itu sebenarnya balai adat, bisa juga balai pertemuan. Tapi dibuat menyerupai rumah adat, karena untuk menunjukkan ciri khas daerah kita ini. Jangan sampai, polemik yang ada di masyarakat itu sampai salah kaprah,” tegasnya.
Akan tetapi, kondisi balai adat atau balai pertemuan yang dimaksud tersebut kondisinya juga tidak jauh berbeda dengan rumah adat yang ada di Gunung Alam. Padahal, balai tersebut dibuat guna tempat berkumpulnya masyarakat Lebong pada saat pesta rakyat.(spi)